TRIBUNJATENG.COM, SRAGEN – Aris Munandar (38) warga Dukuh Jetak, RT 16, Desa Hadiluwih, Kecamatan Sumberlawang, Kabupaten Sragen mendonorkan darahnya sebanyak 75 kali.
Donor darah sebanyak 75 kali ini, dirinya lakukan dalam kurun waktu 23 tahun terakhir. Aris mengawali donor darah sejak dirinya berusia 16 tahun atau kelas 12 SMA.
Kepada Tribunjateng.com, Aris menceritakan bagaimana dirinya mau donor darah di usia pada saat dirinya masih remaja. Saat itu, salah satu temannya jatuh pingsan ketika melakukan baksos di sekolah.
Ketika di periksa, temannya tersebut ternyata kekurangan darah. Saat itu, PMI di Sragen maupun pihak puskesmas belum menyediakan stok darah seperti sekarang ini.
Karena jarak sekolah di Gemolong yang cukup jauh ke PMI Sragen, akhirnya dari puskesmas mencarikan golongan darah yang sama kepada teman-teman.
"Ternyata dantaranya kelima teman-teman yang dicek hanya saya yang golongan darah sama dengan teman yang pingsan."
"Mau tidak mau waktu itu akhirnya saya donor darah yang pertama kalinya. Walaupun awalnya takut tapi saya siap dan ternyata engga sakit," terang Aris, Minggu (6/12/2020).
Usai donor darah kali pertama itu, Aris merasa ada perubahan pada dirinya. Badannya terasa lebih enak dan tidak mudah capek.
Dia juga merasakan nafsu makannya usai donor darah semakin tinggi, membuatnya lebih bersemangat dan badan terasa lebih enteng.
Oleh PMI Sragen, Aris waktu itu disarankan untuk melakukan donor darah setiap tiga bulan sekali. Akhirnya dirinya dengan rutin donor darah setelah kejadian itu.
"Setelah itu ada peraturan baru 2,5 bulan bisa mengajukan diri untuk donor darah lagi. Setahun bisa 3-4 kali saya donor, saya rutinkan setiap tahun harus donor darah," katanya.
Aris yang juga seorang guru di MIN 9 Sragen itu mengaku terus mengajak rekan-rekannya untuk turut berdonor darah. Bahkan kini rekan-rekan gurunya mulai berdonor berkat ia ajak.
"Di sekolah saya juga sosialisasi ke guru-guru manfaat donor darah. Dulu waktu HAP Kemenag delegasi guru donor darah hanya saya saja, sekarang menjadi tujuh guru setiap ada acara donor darah siap diambil darahnya," terangnya.
Terkait penghargaan yang ia terima dari PMI Provinsi Jateng dan PMI Sragen dirinya merasa bahagia dan bersyukur.
Dirinya lebih menilai penghargaan tersebut sebagai bonus saja, karena dirinya tulus melakukan donor darah dan diniatkan menolong sesama.
"Alhamdulillah bersyukur, ini bonus saja. Karena niat kami bisa menolong sesama, dengan penghargaan ini lebih termotivasi dan lebih spirit lagi untuk tetap istiqomah.
"Juga semoga menjadi motivasi bagi saudara-saudara yang lain dan teman-teman di kantor," tandasnya. (uti)