TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Menggelar pesta demokrasi di tengah pandemi Covid-19 tidak menyurutkan para penyelenggara untuk berkreativitas dalam menciptakan tempat pemungutan suara (TPS).
Satu di antaranya di TPS 7 RT 2 RW 4 Kelurahan Sambirejo, Kelurahan Gayamsari. Petugas KPPS mengusung konsep pernikahan di TPS tersebut.
Lurah Sambirejo, Akbar Ali Murdin mengatakan, meski di tengah pandemi Covid-19, para KPPS tetap berkreativitas menciptakan TPS supaya dapat menarik minat warga menyuarakan hak pilihnya pada Pilwakot Semarang 2020.
Di TPS 7 Kelurahan Sambirejo, para pemilih nantinya akan merasakan menghadiri pesta pernikahan ketika menggunakan hak pilihnya.
Dekorasi tenda dibuat mewah layaknya pernikahan.
Rencananya, para anggota KPPS juga akan menggunakan pakaian adat Jawa yakni beskap, sebagai among tamu.
"Konsep ini digagas oleh warga.
Karena ini pesta demokrasi yang diselenggarakan saat Pandemi Covid-19, tentunya untuk meningkatkan minat masyarakat agar mau menggunakan hak pilih," papar Akbar.
Selain dekorasi bertema pernikahan, lanjut dia, tersedia makanan gratis bagi para pemilih layaknya pesta pernikahan.
Meski demikian, protokol kesehatan tentu diterapkan secara ketat sesuai aturan KPU. Pemilih tidak diperbolehkan bergerombol saat makan.
"Protokol kesehatan ketat. Kami mengimbau masyarkaat tidak usah khawatir.
Mereka nyaman seneng. Setelah nyoblos bisa menyantap hidangan gratis untuk warga," sebutnya.
TPS ini, kata dia, memang selalu mengangkat tema unik setiap ada pesta demokrasi. Biayanya sendiri berasal dari sengkuyung warga.
Sedangkan persiapan pembuatan TPS ini sudah dilakukan sejak sepekan sebelum gelaran Pilkada.
Akbar menyebutkan, ada 266 pemilih yang terdaftar dalam daftar pemilih tetap (DPT).
Warga dan panita lainnya sudah siap mengarahkan pemilih agar tidak bergerombol.
"Misalnya setelah makan tidak boleh ngerumpi dulu, langsung pulang," tegasnya.
Penggagas konsep sekaligus ketua LPMK Kelurahan Sambirejo, Atmadji menjelaskan, ide ini muncul saat pertemuan RT menjelang Pilwakot.
Warga sepakat untuk ikut menyukseskan penyelenggaraan Pilkada dengan partisipasi masyarakat yang tinggi.
"Kita sengkuyung bareng, bagaimana caranya agar DPT bisa datang semua. Jadi konsepnya dibikin kayak orang mantu," katanya.
Alur pencoblosan, papar dia, pemilih datang wajib mencuci tangan sebelum masuk ke TPS dan cek suhu tubuh.
Jika di bawah 37,3 derajat, mereka dipersilahkan masuk dan menunggu antrean di kursi putih yang telah diberi jarak.
"Jika sudah, nyoblos kami persilahkan makan.
Ada bakso, soto, bubur, sate dan makanan kecil.
Sesuai imbauan, tidak boleh mengajak anak kecil," jelasnya. (eyf)