Kaget dan Tak Percaya, Pak RW Bongkar Masa Lalu Manusia Silver yang Mutilasi Karyawan Minimarket
Pak RW sampai lemes karena dia kenal betul sama pelaku
TRIBUNJATENG.COM - Kasus muilasi yang dilakukan oleh manusia silver kepada karyawan minimarket cukup menyita perhatian publik.
Pasalnya, pelaku mutilasi merupakan remaja berinisial AYJ yang usianya baru 17 tahun.
Seperti diberitakan sebelumnya, Donny Saputra tewas dibunuh dan dimutilasi oleh AYT.
Remaja yang keseharaiannya berprofesi sebagai pengamen manusia silver ini nekat menghabisi nyawa korban lantaran kesal dilecehkan secara seksual oleh korban.
Baca juga: Karirnya di 2021 Diterawang,Dimas Kembaran Raffi Ahmad Malah Bikin Peramal Ini Tak Berkutik
Baca juga: Viral Toilet SDN di Bekasi Seharga Rp 196 Juta, Netizen: Semennya Dari Berlian
Baca juga: 7 Artis Bertarung di Pilkada 2020, Bagaimana Hasilnya?
Nurhadi Ketua RW di wilayat tempat tinggal pelaku tak menyangka jika pelaku mutilasi itu adalah AYJ.
Menurut Pak RW, AYJ tinggal seorang diri di rumah peninggalan orangtuanya di Kampung Pulo Gede, RT 05 RW 011, Kelurahan Jakasampurna, Bekasi Barat, Kota Bekasi.
Nurhadi mengatakan, AYJ di usia yang masih remaja sudah hidup seorang diri tanpa pengawasan.
Sebab, kedua orangtau pelaku sudah meninggal dunia beberapa tahun lalu.
Menurut Nurhadi, tersangka AYJ selama ini dikenal di lingkungan sebagai pribadi yang baik dan sopan.
"Yang saya tahu sebagai ketua RW disini yang saya tahu anak itu memang baik, sopan santunnya juga baik," kata Nurhadi dikutip TribunnewsBogor.com dari Tribun Jakarta.
Nurhadi menambahkan, AYJ merupakan anak yatim piatu.
Dia tinggal seorang diri di rumah bekas peninggalan orangtuanya di Kampung Pulo Gede, RT 05 RW 011, Kelurahan Jakasampurna, Bekasi Barat, Kota Bekasi yang diduga menjadi TKP pembunuhan.
Dia lahir dari keluarga yang sederhana, bahkan semasa kecil dia dikenal sebagai sosok yang rajib beribadah dan pandai membaca Al-Quran.
"Sejak ditinggal bapaknya juga dia anaknya rajin ibadah, baca Al-quran nya juga bagus karena saya juga termasuk sering memberikan pelajaran baca Alquran kepada dia, anaknya baik," ujar Nurhadi.
Ketika tahun AYJ melakukan perbuatan mutilasi, Nurhadi mengaku cukup kaget dan sempat tidak percaya.
Sebelum kasus ini terungkap, dia mengaku sudah mendengar kabar penemuan jasad seorang pria di saluran irigasi Jalan KH Noer Ali Kalimalang.
"Makanya ketika ada berita pelaku mutilasinya warga saya, saya lemes, kaget apalagi ternyata pelakunya orang yang saya kenal," tuturnya.
Jual Motor Korban
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus saat konferensi pengungkapan kasus ini, Kamis (10/12/2020) mengungkapkan, pelaku AYJ membuang jasad Donny Saputra menggunakan sepeda motor.
AYJ melakukannya seorang diri seusai memutilasi tubuh korban menjadi empat bagian.
"Dia (pelaku) naik motor seorang diri membuang potongan tubuh korban. Dia keluar sendirian buang mayatnya," kata Kombes Yusri Yunus.
Menurut Yusri, sepeda motor yang digunakan pelaku adalah milik korban.
Setelah membuang potongan tubuh korban, motor tersebut kemudian dijual.
Namun, Yusri tak merinci uang yang diperoleh pelaku dari hasil penjualan motor korban.
"Pelaku kita kenakan Pasal 365 juga karena merampas sepeda motor korban," ujar dia.
Ditusuk Usai Berhubungan Sesama Jenis
Polisi mengungkap kronologi kasus mutilasi yang dilakukan AJY (7) terhadap teman dekatnya, Donny Saputra (24).
Korban dan pelaku rupanya sempat berhubungan intim sesama sejenis sebelum pembunuhan itu terjadi.
Saat korban tertidur pulas usai berbuat asusila, barulah pelaku menghabisinya kemudian memotong tubuhnya.
Pembunuhan itu dilakukan oleh pelaku di dalam rumahnya, di Bekasi Barat, Kota Bekasi.
Aksi keji itu dilakukan AJY lantaran sakit hati karena kerap dilecehkan oleh korban.
Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Yusri Yunus mengatakan, aksi pencabulan itu terjadi beberapa bulan setelah mengenal korban pada Juni 2020.
Pelaku merupakan salah satu warga penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS).
Dalam kesehariannya, pelaku diketahui bekerja sebagai manusia silver dan pengamen.
"Karena pelaku ini bekerja pengamen bertemu (korban) di situ (kendaraan umun). Perkenalan di sana, kemudian ketemu lagi pada Juli 2020 pada saat pelaku ulang tahun," kata Yusri dilansir dari Kompas.com, Kamis (10/11/2020).
Pertemuan keduanya itu terjadi di kontrakan pelaku yang juga menjadi lokasi mutilasi.
Di tempat itu jugalah pelaku dicabuli oleh korban.
Pelaku diimingi dan diberikan uang Rp 100.000 untuk setiap kali melakukan tindakan asusila.
Namun nominal uang yang diterima pelaku dari korban terus berkurang sampai dengan tak diberikan.
"Timbul kapan (pelaku) melakukan (mutilasi) korban ini sudah sejak empat hingga lima kali ditiduri korban dengan dasar pertama kasar dan beberapa kali tidak dibayar," kata Yusri.
Namun kejadian pembunuhan serta mutilasi baru dilakukan pelaku terhadap korban pada Sabtu (5/12/2020) usai jalan bersama.
Pada malam itu, pelaku yang menampung korban menginap di kontrakan kembali dicabuli.
"Korban ini menginap di rumah pelaku. Berdua mereka di situ. Kemudian terjadi asusila lagi. Karena pelaku sakit hati dan merencanakan dari awal mengambil parang dan menusuk korban saat tidur," ucapnya.
Awalnya pelaku menusuk beberapa bagian tubuh korban, namun korban belum tewas.
Akhirnya, pelaku kembali membacok leher korban hingga tewas.
"Karena merasa bingung kemudian pelaku melakukan mutilasi tubuh korban dengan menjadi empat potongan kemudian dibuang di empat tempat," kata Yusri.
Saat itulah korban ditemukan di pinggir kali dengan kondisi tanpa kepala, tangan kiri dan kedua kaki, Senin (7/12/2020).
Beberapa potong pakaian yang diduga milik korban juga ditemukan di sekitar jasadnya.
Tak lama berselang, polisi menemukan potongan tangan kiri di tempat pembuangan sampah yang tak jauh dari lokasi penemuan badan korban.
Kedua potongan tubuh itu pun dibawa ke Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta Timur.
(TribunnewsBogor.com/TribunJakarta.com)
Artikel ini telah tayang di tribunnewsbogor.com dengan judul Pak RW Bongkar Cerita Masa Kecil Manusia Silver yang Mutilasi Karyawan Minimarket: Saya Lemes