Berita Solo

Istri di Solo Menangis Histeris Dapat Kabar Bripka Slamet Meninggal Tertabrak Kereta Api di Sragen

Penulis: Muhammad Sholekan
Editor: galih permadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Prosesi salat jenazah Bripka Slamet Mulyono di rumah duka yang berada di Asrama Polisi Beskalan, Kelurahan Timuran, Kecamatan Banjarsari, Solo, Senin (14/12/2020) siang.

TRIBUNJATENG.COM, SOLO - Suasana duka menyelimuti rumah duka Bripka Slamet Mulyono di Jalan Ronggowarsito Nomor 116 Aspol Beskalan, Kelurahan Timuran, Kecamatan Banjarsari, Senin (14/12/2020).

Bripka Slamet Mulyono merupakan satu di antara korban kecelakaan tertabrak kereta api Brantas rute Pasar Senen-Blitar di di Perlintasan rel di Dukuh Siboto, Desa Kalimacan, Kecamatan Kalijambe, Sragen, Minggu (13/12/2020).

Dari pantauan Tribun Jateng, para pelayat mulai ramai sekira pukul 11.00 WIB.

Baca juga: Hendi Targetkan Pelebaran Jalan Sriwijaya Semarang Mulai Januari 2021

Baca juga: Warga Tak Sengaja Temukan Harta Karun Emas, Tolak Disita Pemerintah

Baca juga: 52 Pegawai Bank Jateng Cabang Blora Terkonfirmasi Positif Covid-19

Baca juga: Pengakuan Vernita Syabilla Soal Pengalaman Ditangkap Polisi Kasus Prostitusi, 1 Hal Bikin kecewa

Menurut adik ipar almarhum, Aipda Abdullah, pihak keluarga tak merasakan adanya firasat apapun dari keluarga.

Dia menyampaikan, keluarga dan rekan-rekan di Aspol sempat tak percaya Slamet meregang nyawa saat tugas.

Hal itu karena korban sempat mengirim pesan melalui pesan singkat Whatsapp kepada salah satu penghuni Aspol.

"Memberi kabar kalau beliaunya piket mau patroli.

Ya, sama dua temannya yang satu mobil itu.

Pesan itu sekira pukul 21.00 WIB," ucapnya.

Kemudian, sekira pukul 23.00 WIB rekannya itu kembali mendapat kabar, mobil patroli yang dipakai korban dihantam kereta api rute Pasar Senen-Blitar.

Seketika, rekan korban langsung memberikan kabar tersebut kepada Abdullah.

"Kaget saya, wong tadi berangkat baik-baik saja," ucapnya.

Setelah mendapatkan kabar, dia langsung mencari kebenaran kabar tersebut dari beberapa rekannya yang bertugas di Polres Sragen.

Naas, ternyata semua membenarkan peristiwa mengenaskan tersebut.

Menurutnya, hal terberat bagi Abdullah adalah ketika harus memberi kabar duka itu kepada sang istri almarhum, Nurul Chairiyani.

Ketika memberikan kabar, tangis pecah di asrama dini hari kemarin.

Tangis istri korban mengundang rasa penasaran penghuni asrama lainnya.

"Kita langsung bagi tugas, ada yang menyiapkan rumah duka, ada yang bersiap menjemput jenazah," ungkapnya.

Jenazah tiba pada Senin (14/12) pagi. Namun wanita tersebut berangsur-angsur mulai tegar dan ikhlas.

Abdullah menuturkan, istri almarhum percaya kalau suaminya meninggal dalam keadaan mulia, karena gugur dalam bertugas.

Selain meninggalkan istri, almarhum meninggalkan 3 orang anak yaitu Akmal Asjadnuha Najidan, Nadsyah Maulana Najidan, dan Ubaidillah Sulton Najidan.

"Istri dan dua anaknya tinggal di sini, yang sulung Mondok di Ponpes Budi Utomo Purwodadi.

Sebelum subuh tadi langsung saya jemput di ponpes," ungkapnya.

Sosok Tegas dan Disiplin

Di mata keluarga, almarhum merupakan sosok yang tegas dan disiplin.

Bahkan, karena kegigihannya, dia pernah mendapat penghargaan dari Polres Sragen dalam penanganan Covid-19 di wilayah dia bekerja.

"Dapat hadiah sepeda. Yang memberikan langsung Kapolres Sragen," ungkapnya.

Sebelum bertugas sebagai Babinkamtibmas, dia merupakan anggota Detasemen C Pelopor Polda Jateng.

Slamet Mulyono merupakan lulusan Pusat Pendidikan (Pusdik) Korps Brimob, Watukosek 1995/1997. (kan)

Baca juga: Kasus Mayat dalam Septic Tank Terungkap, Pelaku Sempat Tawarkan Harta Korban ke Mantan Istri

Baca juga: Kabar Wanita Akhiri Hidup Terjun ke Sungai Bengawan Solo, Ini Penjelasan Kepolisian

Baca juga: Aktivis Ini Dieksekusi dengan Cara Digantung Setelah Dijebak Masuk Iran

Baca juga: Isi Jok Motor Pria yang Bunuh Diri Lompat ke Bengawan Solo, Ada Buku Utang Lintah Darat

Berita Terkini