Wahyu mengingatkan, harga emas Antam dalam beberapa tahun ini terakhir selalu menyentuh rekor tertinggi tahunan baru, bahkan saat harga emas dunia terkonsolidasi, yaitu di bawah 1.900 dollar AS/ons troi.
Peluang terbuka
Ia meyakini peluang emas Antam masih akan sangat terbuka menguji bahkan menembus high baru.
"Emas Antam terkadang lebih kuat dari power emas dunia. Saat emas global konsolidasi di 2013-2019 di level 1.100-1.900 dollar AS/ons troi, emas Antam justru melesat mendekati Rp 800.000/gram saat ini. Jadi, emas Antam hanya konsolidasi, di mana target high sudah tercapai saat ini," jelasnya.
Business Manager Indosukses Futures, Suluh Adil Wicaksono mengingatkan, pergerakan harga emas fisik sangat sensitif terhadap perkembangan sentimen global.
Meski harga logam mulia emas Antam di Jakarta berhasil naik Rp 6.000 ke level Rp 976.000/gram pada perdagangan Senin (21/12), harga Rp 1 juta/gram kemungkinan belum akan ditebus tahun ini.
Menurut dia, hal itu lantaran hari perdagangan yang minim menjelang libur panjang akhir tahun. "Memang sekarang bukan kenaikan harga yang drastis, tapi selama sepekan, bahkan hingga akhir tahun harga emas masih akan melanjutkan peningkatan," ungkapnya.
Sementara itu, dari sentimen domestik pergerakan nilai tukar rupiah yang melemah di awal pekan, turut menjadi sentimen pendukung kenaikan harga emas fisik.
Wajar saja, sentimen stimulus AS sempat mendorong indeks dollar AS kembali di atas 90, dan menjadikan pamor safe haven kembali naik.
Bahkan Suluh menekankan, selama rupiah tertekan, bukan tidak mungkin bagi emas fisik seperti emas Antam melanjutkan kenaikannya.
"Kelihatannya hingga akhir tahun kita tidak akan bicara emas terkoreksi. Apalagi Gubernur The Fed Jerome Powell bilang masih akan support stimulus selama covid-19 belum kelar, dengan membeli aset dan surat utang," tuturnya.
Berkaca dari tren tersebut, Suluh optimistis harga emas fisik bisa tembus level Rp 1 juta/gram, setidaknya di awal tahun depan.
"Kalau di atas Rp 1 juta/gram hampir pasti ditembus tahun depan. Tapi kalau untuk melampaui rekor sebelumnya Rp 1,058 juta/gram masih belum bisa dipastikan, setidaknya kuartal I/2021 akan menguji level psikologis dulu," tandasnya. (ute/Kontan/Intan Nirmala Sari)