Penciptaan alam raya beserta isinya ini, termasuk manusia yang ada di dalamnya, serta berlalunya hari dan waktu yang datang silih berganti, bukanlah untuk dilalui dengan bentuk permainan dan kesia-siaan belaka.
Tentunya bagi orang-orang yang tidak beriman kepada Allah hari-hari itu dilalui dengan senang-senang.
Sebaliknya bagi orang yang beriman kepada Allah, tentunya diharapkan dengan pergantian hari dan waktu diisi dengan ketaatan yang dilakukan dan dijalankan.
Dalam ayat yang lain Allah menegaskan dalam Surat Ali Imran ayat 190.
إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضِ وَاخْتِلاَفِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ لآيَاتٍ لأُوْلِي الألْبَابِ
"Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal."
Dalam kehidupan, manusia mempunyai tahapan dan dilalui setapak demi setapak namun pasti.
Kehidupan di dunia ini pasti akan berangkat menuju akhirat, semua akan mendekat menuju kepada kematian.
Dan orang yang beruntung adalah yang selalu menghitung dirinya.
Maka beruntunglah mereka yang selalu memperbaiki diri dan istiqomah, memohon ampun kepada Allah dari segala dosa dan salah.
Allah berfirman melalui Surat Fushilat ayat 46.
مَنْ عَمِلَ صَالِحاً فَلِنَفْسِهِ وَمَنْ أَسَاء فَعَلَيْهَا وَمَا رَبُّكَ بِظَلامٍ لِّلْعَبِيدِ
"Barangsiapa yang mengerjakan amal salih maka (pahalanya) untuk dirinya sendiri dan barangsiapa mengerjakan perbuatan jahat, maka (dosanya) untuk dirinya sendiri dan sekali-kali tidaklah Rabb-mu meng-aniaya hamba-hambaNya."
Allah memberi waktu yang cukup longgar 24 jam.
Pertanyaanya, mengapa manusia banyak mengalami kerugian?