Berita Jateng

Pemprov Jateng Siapkan Pelatihan Online Berjenjang untuk UMKM pada 2021

Penulis: mamdukh adi priyanto
Editor: muh radlis
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi UMKM

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Masih berlangsungnya masa pandemi Covid-19, membuat ruang gerak Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) terhambat.

Sementara, UMKM harus tetap sintas agar perekonomian tetap berjalan.

Untuk itu, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah berkomitmen untuk terus mendampingi UMKM dengan memberikan pelatihan secara daring atau online.

Bahkan, intensitas pelatihan pada 2021 akan terus ditambah dan dilakukan secara berjenjang.

Kepala Balai Pelatihan Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah (Balatkop UMKM) Provinsi Jawa Tengah, Hatta Hatnansya Yunus, mengatakan pelatihan online yang bertajuk Akademi Balatkop telah diadakan sepanjang 2020 saat pandemi.

"Total ada 45 kegiatan pelatihan online. Terdiri dari 15 kali kegiatan webinar, 15 kali online course, dan 15 kali kegiatan WA Talks. Medianya beda-beda tapi semua online," kata Hatta, Selasa (29/12/2020).

Ia menjelaskan, pada sesi webinar peserta tidak dibatasi. Yang mengikuti rata-rata kisaran 300-500 orang pelaku UMKM. Lalu di sesi course online, pelatihan yang diikuti lebih spesifik sehingga peserta dibatasi hanya 50 orang. Selain itu juga banyak praktik yang dilakukan secara online.

Kemudian, di WA Talks yang memungkinkan pelaku UMKM berdiskusi dan bertanya melalui perbincangan atau chats kepada mentor. Di WA Talks ini biasanya mentor mengirimkan pemaparan yang bisa dipelajari pelaku UMKM.

"Dengan pelatihan online, keuntungannya yakni pengajar atau mentor bisa diambil dari berbagai daerah seperti Jawa Timur, Jakarta, Bandung. Menrot rata-rata merupakan praktisi dari CEO perusahaan besar atau pun pendiri startup yang bisa mampu bertahan di masa pandemi," jelasnya.

Fokus pelatihan yang diberikan, kata dia, kembali lagi berdasarkan data. Dimana data menunjukan permasalahan yang dialami UMKM selama masa pandemi yang paling banyak yakni dari segi pemasaran, kemudian pembiayaan, bahan baku, dan sebagainya.

Karena itu, pelatihan yang diberikan antara lain terkait materi digital marketing. Sebelum pandemi pun Balatkop UMKM telah mengadakan pelatihan ini, namun banyak yang skeptis lantaran mereka sudah nyaman dengan pemasaran konvensional.

"Dalam digital marketing mereka dilatih berjulan masuk ke marketplace, Google My Bussines, Facebook. Awalnya mereka tidak antusias, namun saat pandemi ini, mereka sadar bahwa pemasaran online penting, sehingga mereka membuka materi itu kembali dan mempraktikannya," ujarnya.

Meskipun demikian, materi hybrid yakni memadukan cara konvensional dan digital. Namun, mau tidak mau, suka tidak suka, pelaku UMKM Jateng harus 'dipaksa' untuk memasarkan produk secara daring.

Ada sejumlah kendala yang dialami para pelaku UMKM dalam era digital ini. Lantaran mereka belum terbiasa menggunakan perangkat lunak digital.

Misalnya ketika ada surat elektronik atau surel (email) masuk, pesan via Whatsapp masuk terkait pemesanan produk, mereka terlambat untuk merespon.

Halaman
12

Berita Terkini