"Ya enggak usah diulang lagi cuma kejadian waktu itu kan kita ada perebutan anak, ada tragedi-tragedi itulah.
Lama. Shaloom tuh kalau dengar 'ceklek' (suara pintu) dia langsung kayak kaget," ungkap Wulan Guritno.
"Akhirnya dia over cari perhatian. Ya itu gimana kita sebagai orangtuanya menetralisir itu kan,
tugas kita karena kita yang udah membuat sebuah kesalahan perpisahan itu," tambahnya.
Ketika mulai remaja, Wulan merasa Shaloom sulit menaruh kepercayaan kepada orang baru.
"Dia trust issue-nya rada. Mungkin bisa ditanya langsung ke dia, tapi aku merasa trust issue lumayan,
jadi dia enggak bisa terlalu open," tutur Wulan Guritno.
Ia pun mengungkapkan bagaimana dirinya bisa ditawari bermain sinetron di usia semuda itu.
Wulan bercerita saat itu dirinya tengah mengatre telepon umum di sebuah Mall di Jakarta.
Saat itu ia sedang berada di Mal Pondok Indah seusai pulang sekolah dan hendak menghubungi teman-temannya.
Wulan berusaha menghubungi teman-temannya untuk bertanya lokasi mereka menggunakan pager.
"Jadi gue antre telepon umum. Kan pager harus telepon operator, nah pas lagi antre, kelar,
pas balik badan ada namanya mas Henry Junifer. Dia sekarang kerja di MNC," kenang Wulan Guritno.
"Dia bilang 'kita lagi mau bikin sinetron remaja pertama di Indonesia,
kita dapat inspirasi dari Beverly Hills 90210, kita mau bikin judulnya Pondok Indah'," tutur Wulan menirukan ucapan Henry.