Editor: M Nur Huda
TRIBUNJATENG.COM, YANGON - Lima perusahaan media independen diberedel atau dicabut izinnya oleh militer Myanmar.
Pencabutan 5 perusahaan media tersebut diumumkan oleh Dewan Militer Myanmar.
Sementara berbagai laporan menyebutkan beberapa pria bersenjata menggeledah kantor salah satu dari perusahaan itu dan menangkap seorang editor yang meliput protes-protes anti-kudeta.
Media pemerintah Myanmar melaporkan bahwa kelima perusahaan media itu adalah Myanmar Now, Khit Thit media, Democratic Voice of Burma (DVB), Mizzima, dan 7 Day.
Baca juga: Loyal pada Demokrat AHY, Bupati Lebak Ancam Santet Moeldoko dari Banten
Baca juga: Aksi Pesawat Pengebom B-52 AS Dikawal Jet Tempur Israel Disebut Sinyal Pamer Kekuatan Ke Iran
Baca juga: Meghan Markle Sebut Kate Middleton yang Membuatnya Menangis Sejak Awal Pernikahan
Baca juga: Bertemu Mantan Wali Kota Solo, Sikap Gibran Jadi Sorotan Saat Rudy Pamit Pulang
DVB, Mizzima, dan 7 Day adalah afiliasi VOA.
Pencabutan izin itu berdampak pada publikasi konvensional dan televisi, serta platform digital.
Kelima media itu telah meliput protes-protes anti-kudeta secara luas.
Di laman Facebook-nya Senin (8/3/2021), Redaktur Utama Mizzima Soe Myint mengecam aksi itu.
Dia mengatakan Mizzima akan terus berjuang melawan kudeta militer dan memulihkan demokrasi dengan mempublikasikan dan menyiarkan berita lewat berbagai platform, termasuk Facebook.
Sementara, VOA melaporkan beberapa pria bersenjata dalam lima truk militer menggeledah kantor Myanmar Now pada Senin (8/3/2021).
Tidak ada staf yang berada di kantor karena mereka bekerja dari rumah akibat pandemi.
Para saksi mata mengatakan beberapa pria bersenjata itu menyita dokumen.
VOA juga mengonfirmasi berbagai laporan bahwa Sai Zin DD Zon, kepala editor Eastern Review, ditangkap pada Senin (8/3/2021) di ibukota negara bagian Shan, Taunggyi, ketika meliput protes-protes disana.
Dia dilaporkan telah dibebaskan setelah menandatangani pernyataan tidak akan mengambil foto protes-protes lagi.