Bom Makassar

Identitas Pelaku Bom Makassar Sudah Diketahui Inisial L, yang Perempuan Masih Identifikasi DVI

Editor: m nur huda
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Beredar wajah diduga pengantin bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar

TRIBUNJATENG.COM, MAKASSAR - Satu dari dua pelaku bom bunuh diri bom Makassar di depan Gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan, sudah diketahui identitasnya.

Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Kepolisian Daerah Sulawesi Selatan Kombes E Zulpan mengatakan, pelaku laki-laki berinisial L.

Bomber ini disebut merupakan bagian dari jaringan kelompok Jamaah Ansharut Daulah atau JAD yang terafiliasi dengan ISIS.

"L pernah bantu aktivitas teror di Filipina," kata Zulpan dalam wawancaranya dengan Kompas TV, Senin (29/3/2021).

Menurut Zulpan, L juga terkait dengan terduga teroris yang ditangkap di Villa Mutiara Makassar pada Januari 2021.

Sedangkan satu pelaku teror lainnya yang berjenis kelamin perempuan hingga kini belum diketahui identitasnya.

Identifikasi perempuan itu masih dilakukan Tim Inafis dan DVI Polri.

Wajah terduga pelaku bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar ((Dok Polda Sulsel))

Sebagai informasi, bom bunuh diri terjadi di depan Gereja Katedral Makassar pada Minggu (28/3/2021) sekitar 10.30 Wita.

Saat menjalankan aksinya, pelaku masuk ke halaman gereja melalui pintu gerbang.

Namun, mereka dihalau petugas keamanan gereja. Tidak lama setelah dihalau, bom meledak.

Kedua pelaku bom bunuh diri itu diketahui mengendarai sepeda motor bernomor polisi DD 5984 MD.

Dari hasil pemeriksaan, sepeda motor matic tersebut atas nama H yang beralamat di Pampang, Kecamatan Panakukang, Makassar.

Selain dua pelaku yang tewas, ada 20 korban lain yang mengalami luka. 

Dari jumlah itu, tinggal 13 di antaranya yang masih menjalani perawatan di Rumah Sakit Bhayangkara.

Kapolri Sebut Pelaku Jaringan JAD

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menyebut bahwa ledakan di depan Gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan, Minggu (28/3/2021), diduga termasuk jenis bom panci.

"Ledakan yang terjadi, suicide bomb dengan menggunakan jenis bom panci," ujar Listyo.

Hal tersebut disampaikan Listyo saat menggelar jumpa pers di depan Gereja Katedral Makassar, pada Minggu malam.

Listyo bersama Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto mengecek langsung lokasi ledakan bom bunuh diri yang terjadi pada pukul 10.30 WITA.

"Jadi mereka (pelaku) adalah bagian dari pengungkapan beberapa waktu lalu, kurang lebih 20 orang kelompok JAD. Mereka bagian dari itu. Inisial serta data-datanya sudah kita cocokan," ujar Listyo.

Menurut Listyo, kedua pelaku bom bunuh diri merupakan bagian dari teroris jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD).

Sebelumnya diberitakan, sebuah ledakan terjadi di depan Gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan, Minggu, sekitar pukul 10.30 WITA.

Polisi menduga kasus ini sebagai aksi teror bom bunuh diri.

Korban luka akibat bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar sebanyak 20 orang.

Saat ini, para korban masih dalam perawatan di beberapa rumah sakit.

Tidak ada pihak gereja atau jemaat yang menjadi korban tewas.

Pelaku Sempat Diperiksa Security Gereja Katedral

Kadiv Humas Mabes Polri, Irjen Pol Argo Yuwono, memberikan keterangan pers terkait ledakan bom bunuh diri yang terjadi di Gereja Katedral Makassar, Minggu (28/3/2021).

Argo mengungkapkan, pelaku bom bunuh diri di Makassar berjumlah dua orang.

Keduanya berboncengan mengendarai motor matic bernomor polisi DD 5984 MD.

Pelaku memasuki pelataran gereja di saat selesainya kegiatan misa di Gereja Katedral tersebut.

Bom bunuh diri di depan Gereja Katedral Makassar, tepatnya di Jl Kajaolalido Makassar, Minggu (28/3/2021), pagi. (Istimewa)

"Kita mendapatkan informasi ada dua orang yang berboncengan menggunakan kendaraan roda dua berjenis matic dengan plat nomor DD 5984MD."

"Diduga dinaiki oleh dua orang yang kemudian terjadi ledakan di pintu gerbang gereja katedral Makassar. Pelaku memasuki pelataran dari Gereja Katedral yang kebetulan adalah jam tersebut telah selesai kegiatan misa," kata Argo dalam konferensi pers yang disiarkan YouTube Kompas TV, Minggu.

Argo juga mengatakan, sebelum memasuki area Gereja Katedral, pelaku sempat dicegat oleh security gereja.

"Dua orang yang mau masuk sempat dicegat oleh security daripada gereja tersebut, kemudian terjadi ledakan tersebut," jelasnya.

Berdasarkan hasil informasi dari polisi di lapangan, ditemukan kendaraan yang sudah hancur dan terdapat beberapa potongan tubuh.

Jokowi Mengutuk Keras Aksi Bom Bunuh Diri Makassar

Diwartakan Tribunnews.com sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan pernyataannya terkait aksi bom bunuh diri yang terjadi di Gereja Katedral Makassar, Minggu (28/3/2021).

Hal tersebut disampaikannya melalui kanal YouTube Sekretariat Presiden, Minggu (28/3/2021).

Jokowi mengutuk keras aksi terorisme yang terjadi di pintu masuk Gereja Katedral Makassar.

Ia pun telah memerintahkan Kapolri untuk mengusut tuntas jaringan pelaku serta membongkar jaringan tersebut sampai ke akarnya.

"Terkait dengan kejadian aksi terorisme di pintu masuk Gereja Katedral Makassar hari ini, saya mengutuk keras aksi terorisme tersebut."

"Saya sudah memerintahkan Kapolri untuk mengusut tuntas jaringan-jaringan pelaku dan membongkar jaringan itu sampai ke akar-akarnya, " kata Jokowi, dikutip dari kanal YouTube Sekretariat Presiden.

Jokowi pun menegaskan jika aksi terorisme adalah kejahatan kemanusiaan yang tidak ada kaitannya dengan agama apapun.

Menurutnya, semua ajaran agama akan menolak ajaran terorisme apapun alasannya.

Tak hanya ajaran agama, seluruh aparat negara juga tak akan membiarkan aksi terorisme semacam ini terjadi.

"Terorisme adalah kejahatan kemanusiaan dan tidak ada kaitannya dengan agama apapun. Semua ajaran agama menolak ajaran terorisme apapun alasannya."

"Seluruh aparat negara tak akan membiarkan tindakan terorisme semacam ini," tegasnya.

Kronologi Ledakan Bom Bunuh Diri di Gereja Katedral Makassar

Diwartakan Tribunnews.com sebelumnya, telah terjadi ledakan bom di depan pintu gerbang Gereja Katedral Makassar yang beralamat di di Jalan Kajaolalido, MH Thamrin, sekira pukul 10.30 WITA, Minggu (28/3/2021).

Pastor Gereja Katedral Makassar, Wilhelmus Tulak, menceritakan kronologi ledakan diduga bom bunuh diri di depan Gereja Katedral Makassar.

Menurutnya ledakan bom terjadi setelah jamaah gereja sedang melakukan Misa kedua.

"Peristiwa terjadi setelah kami selesai ibadah kedua, Misa kedua. Umat yang ikut ibadah kedua sudah pulang," ujarnya, dikutip dari siaran langsung YouTube Kompas TV, Minggu.

Diduga pelaku bom bunuh diri berusaha masuk ke dalam lokasi Gereja Katedral Makassar dengan mengendarai sepeda motor.

Petugas keamanan gereja sudah mencurigai dua orang yang ingin masuk ke dalam lokasi gereja.

"Kebetulan gereja kami ada beberapa pintu masuk dan keluar, jadi tidak konsentrasi pada salah satu pintu. Umat pulang, yang lain masuk. Datanglah pelaku bom bunuh diri itu naik motor ke dalam lokasi.".

"Tetapi sudah diamati oleh petugas keamanan kami. Lalu dia menahan di depan pintu itu, dan di situlah terjadi ledakan," jelas Pastor Wilhelmus Tulak.

Lebih lanjut Pastor Wilhelmus Tulak menegaskan bahwa ledakan tidak terjadi di pintu masuk gereja.

Melainkan terjadi di pintu masuk ke dalam lokasi gereja.

Menteri Agama Mengutuk

Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas mengutuk keras aksi pengeboman yang diduga dilakukan oleh seseorang di kompleks Gereja Katedral, Jalan Kartini, Kota Makassar, Sulawesi Selatan, Minggu (28/3/2021) pagi.

Menag menilai, aksi ini sebagai tindakan keji yang menodai ketenangan hidup bermasyarakat dan jauh dari ajaran agama.

“Apa pun motifnya, aksi ini tidak dibenarkan agama karena dampaknya tidak hanya pada diri sendiri juga sangat merugikan orang lain,” ujar Menag.

Akibat ledakan di depan Gereja Katedral, sejumlah orang dilaporkan terluka.

Pada saat kejadian, sebagian jemaat tengah beribadah di dalam Gereja Katedral. Jumlah dan identitas korban atau pelaku hingga kini masih dalam pendataan polisi.

Menag berharap kepolisian dan aparat yang berwenang bisa segera mengungkap latar belakang aksi kekerasan yang dilakukan di dekat tempat ibadah ini.

Tak hanya itu, Menag juga berharap, aparat bisa mengungkap tuntas aktor-aktor yang terlibat dalam aksi keji ini.

Menag memprediksi, aksi yang dilakukan pengebom bunuh diri tidak dilakukan tunggal.

Sebab seringkali para pelaku ini digerakkan oleh jaringan namun mereka bekerja dalam senyap dan rapi.

“Kepolisian juga perlu meningkatkan keamanan di tempat-tempat ibadah sehingga masyarakat bisa semakin tenang dan khusyuk dalam beribadah,” kata Menag.

Atas kejadian ini, Menag juga mengimbau para tokoh agama untuk terus meningkatkan pola pengajaran agama secara baik dan menekankan pentingnya beragama secara moderat.

Menurut Menag, agama apa pun mengajarkan umatnya untuk menghindari aksi kekerasan.

Sebab kekerasan akan menggerus nilai-nilai kemanusiaan dan pasti merugikan banyak pihak.

Kekerasan ini pulalah yang rawan mengoyak tatanan kehidupan masyarakat yang sudah terbina dengan rukun dan baik.

Menag mengajak semua pihak untuk mengutamakan jalan damai dalam menghadapi persoalaan seperti dengan dialog, diskusi, silaturahmi dan lain sebagaianya.

Jika cara itu ditempuh, diyakini akan mampu memecahkan masalah yang dihadapi.

“Selain itu tidak ada pihak yang merasa dirugikan atau menjadi korban dari kekerasan,” ujarnya.(*

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Polisi Ungkap Identitas Satu Pelaku Bom Bunuh Diri di Makassar, Pernah Bantu Aktivitas Teror di Filipina

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Polisi terkait Bom Gereja Katedral Makassar: 2 Orang yang Mau Masuk Sempat Dicegat Security

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Kapolri Sebut Ledakan di Gereja Katedral Makassar Jenis Bom Panci

Berita Terkini