“Terus saya tanya kenapa tidak dirawat di rumah sakit, katanya mendadak tiba-tiba. Kurang lebih seperti itu. Terus menutup telepon karena katanya mau urus jenazah. Saya juga langsung urus tiket juga,” ujar Erlita Dewi.
Awalnya, dia menerima kabar jenazah putrinya tersebut akan dimakamkan pada sore harinya dengan alasan tidak boleh terlalu lama dimakamkan.
“Tapi kan belum 24 jam juga, jadi saya minta tunggu saya datang baru dimakamkan,” kata Erlita.
Setibanya dari Kendari di rumah duka di Sidoarjo, jenazah putrinya sudah terbungkus kain kafan ditambah lapisan plastik.
“Jenazah sudah ada sebelum saya tiba di rumah duka dengan kondisi jenazah sudah tertutup semua dan sudah siap disalatkan,” ujar Erlita.
Namun, sejumlah keluarga mendesak agar jenazah yang sudah terbungkus dibuka agar Erlita bisa melihat jasad putrinya itu untuk terakhir kalinya.
“Saya datang kan semua orang-orang, ada keluarga saya yang berteriak untuk suruh buka karena saya ibunya jadi berhak melihat untuk terakhir kalinya,” kata Erlita.
Saat itulah tangis Erlita pecah. Ditambah kekagetan melihat kondisi jenazah putrinya itu.
“Baru dibuka kami kaget juga karena melihat seperti itu kondisinya, masih ada darah seperti yang saya posting itu. Ada teman saya juga yang video,” jelasnya.
“Yang saya lihat itu hidungnya mengeluarkan darah. Terus di kepalanya juga ada keluar darah. Terus ada sedikit kayak lebam-lebam begitu, biru-biru tapi tida banyak di bagian pipi dan dekat hidung,” ujarnya.
Namun, Erlita enggan berspekulasi terkait kondisi jenazah putrinya tersebut.
“Itu saya juga tidak tahu , mungkin dokter yang bisa melihat. Jadi saya tidak tahu dan tidak bisa mendiagnosa itu apa karena itu bukan ranah saya,” katanya.
Untuk menjawab kecurigaannya itu, Erlita resmi melapor ke Polresta Sidoarjo, Jawa Timur (Jatim).
Erlita Dewi resmi melaporkan kematian putrinya AP ke Polresta Sidoarjo.
Atas laporan itu, pihak kepolisian akan melakukan penyelidikan.