Penangkapan Terduga Teroris

Densus 88 Tangkap 4 Terduga Teroris di Klaten dan Kudus

Editor: m nur huda
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi Densus 88 Antiteror

TRIBUNJATENG.COM, KLATEN - Densus 88 Antiteror melakukan penangkapan tiga orang terduga teroris di Kabupaten Klaten.

Dari informasi yang dihimpun TribunSolo.com, penangkapan ketiga terduga teroris itu dilakukan di tiga tempat yang berbeda.

Salah satunya yang diamankan yaitu seorang perantau asal Desa Bono, Kecamatan Tulung, Kabupaten Klaten.

Baca juga: Terduga Teroris Asal Purwokerto Ditangkap di Jogja, Rumahnya Digeledah Densus 88

Baca juga: BREAKING NEWS: Warga Purwokerto Heboh Densus 88 Datangi Rumah Terduga Teroris di Sumampir

Baca juga: Ganjar Sebut Milenial Terpapar Terorisme Jamaah Youtubiyah, Facebookiyah, Twitteriyah, Instagramiyah

Baca juga: Ketua GP Ansor Jateng: Alarm Keras, Doktrinasi Radikalisme di Internet Sudah Mengkhawatirkan

Kades Bono, Bakdiyono membenarkan ada warganya berinisial S (50) yang ditangkap oleh Densus 88, pagi-pagi buta.

"Benar ada penangkapan warga saya sekitar kemarin subuh," kata Bakdiyono, Sabtu (3/4/2021).

Selain S warga Bono, ada 2 warga Klaten yang ditangkap Densus 88 di lokasi berbeda.

Masing-masing ditangkap Desa Cetan, Kecamatan Ceper, dan Desa Kemudo, Kecamatan Prambanan.

Terduga Teroris Kudus Ditangkap

Seorang pria terduga teroris berinisial ATP (29), warga Desa Ngujung, Kecamatan Temayang, Kabupaten Bojonegoro tertangkap di Kudus, Jumat (2/3/2021) kemarin.

ATP diketahui baru lima hari berdomisili dan bekerja di Kota Kretek sebagai pekerja proyek revitalisasi di PG Rendeng Kudus.

Kontraktor pihak ketiga saat ini tengah mengerjakan proyek tersebut.

ATP mengontrak rumah di RT 2 RW 1 Dukuh Badongan, Desa Tumpang Krasak, Kecamatan Jati, Kudus bersama empat temannya. 

Mandor proyek, Cahyono, sekaligus rekan ATP yang diringkus Densus 88 pada hari Jumat (3/4/2021) kemarin. (Tribun Jateng/Raka F Pujangga)

Mandor proyek, Cahyono mengatakan, ATP baru bekerja bersamanya sekitar lima yang hari lalu. 

Dia mengaku sudah sempat mengenal ATP saat menggarap proyek di Paiton, Jawa Timur pada tahun 2018 lalu.

"Dulu pernah kenal waktu kerja di proyek Paiton selama sebulan, setelah itu ya tidak pernah ketemu," katanya.

Namun beberapa pekan lalu, ATP kembali menghubunginya menanyakan pekerjaan, karena proyek revitalisasi yang dipegangnya membutuhkan tenaga agar cepat selesai.

Cahyono lantas memberikan kesempatan ATP  untuk bekerja di proyek revitalisasi tersebut.

"Saya sudah kerja di sini dua minggu, disini bekerja dengan empat orang teman termasuk ATP," ujar dia.

Menurutnya, dalam proyek itu ATP itu mendapatkan tugas untuk mengerjakan insulation atau pembungkus pipa panas. 

"Saya baru komunikasi mulai lima hari kemarin, karena kerjanya bareng," jelasnya.

Sementara itu, Kabag Humas Polres Kudus, AKP Bambang Sutaryo menyampaikan, tidak bisa memberikan informasi mengenai penangkapan terduga teroris itu.

"Maaf belum ada info," ujar dia.

Geledah Rumah Terduga Teroris di Banyumas

Densus 88 Antiteror menggeledah rumah terduga teroris berinisial E di RT 9 RW 2, Kelurahan Sumampir, Purwokerto Utara, Banyumas, Jumat (2/4/2021) sore.

Adapun yang bersangkutan ditangkap di Yogyakarta.

Rumah tersebut selama ini merupakan toko buah dan obat-obatan herbal.

Ketua RT 9 Kharisun memastikan aktivitas yang dilakukan oleh Densus 88 hanya melakukan penggeledahan. 

"Jadi tadi hanya penggeledehan rumah dan tidak ada penangkapan. 

Penghuni yang berada di dalam rumah itu adalah istri dan anaknya, suaminya sudah ditangkap di Jogja," ujar Ketua RT 9 RW 2, Kharisun kepada Tribunbanyumas.com. 

Kharisun mengatakan penggeledahan dimulai sekitar pukul 17.00 WIB. 

Petugas Densus 88 dan Polresta Banyumas mendatangi rumah terduga teroris di Kelurahan Sumampir, Purwokerto Utara, Jumat (2/4/2021) sore. (TRIBUN JATENG/PERMATA PUTRA SEJATI)

"Intinya tidak ada penangkapan, hanya penggeledahan.

Istri dan anaknya tidak ditangkap karena tidak terlibat," katanya. 

Mengenai identitas pasti terduga teroris itu Ketua RT juga tidak dapat memberikan keterangan pasti. 

"Kalau suami yang ditangkap di Jogja itu inisialnya E. 

Sedangkan istrinya berinisial K," tambahnya. 

Kharisun mengaku tidak mengenal secara langsung dari terduga teroris tersebut karena yang bersangkutan sering di luar kota. 

"Kalau suami tidak paham secara persis karena jarang pulang dan di luar kota.

Saya sendiri tidak pernah ketemu. 

Sedangkan istri suka ikut kumpulan RT dan arisan," terangnya. 

Keluarga tersebut diketahui berjualan buah dan obat-obatan herbal. 

"Di sini mereka ngontrak belum ada dua tahun," katanya. 

Kharisun menambahkan ketika melakukan penggeledahan, Densus 88 tidak melibatkan dirinya saat di lokasi. 

Dia justru yang berinisiatif bertanya kepada polisi terkait kegiatan tersebut. 

"Jalan aksesnya ditutup semua. 

Saya tak ikut masuk dan apa saja yang dibawa juga tidak tahu. 

Yang saya tahu ada tiga mobil Densus dan dari Polres. Terus ada yang bersenjata," tuturnya. ((Tribun Jateng, Raka F Pujangga/Permata Putra/ Tribun Solo)

Artikel ini telah tayang di Tribunsolo.com dengan judul BREAKING NEWS: 3 Warga Klaten Ditangkap Densus 88 di Tempat Terpisah

Berita Terkini