Opini Hari Ini

OPINI DR. Apt. Sri Haryanti, M.Si : Memaknai Lebaran Tanpa Mudik

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

15 Ucapan Lebaran Idul Fitri 2021 dalam Bahasa Jawa Cocok Disebarkan di WA, IG, FB dan Twitter

Memaknai Lebaran

Dalam konteks tradisi masyarakat Indonesia, mudik ke kampung halaman menjadi euphoria tersendiri, berkumpul di hari lebaran merupakan impian. Habitat kehidupan di sekolah, rumah, dan di masyarakat adalah sarana utama untuk menyebar luaskan iklim positif (Imam Robandi, 2020). Kondisi yang telah terbangun bertahun-tahun oleh semua anggota keluarga menyadarkan anggotanya atas manfaat kebersamaan dan ketenangan.

Keluarga yang bahagia dapat kita ibaratkan surga dunia, sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW, bahwa “Rumahku adalah Surgaku” (Bulletin Qulbun Salim, 2004). Perkembangan kepribadian anak-anak yang sempurna dan serasi, mereka harus tumbuh dalam lingkungan keluarga dalam suatu iklim kebahagiaan, penuh kasih sayang, dan pengertian. Dari beberapa fungsi keluarga salah satunya adalah memberikan pendidikan terbaik yang mencakup potensi fisik, potensi nalar, dan potensi nurani.

Perjuangan menghadapi pandemi Covid-19 masih berlangsung di berbagai negara, bahkan ada yang kewalahan. Sebut saja India sedang terjadi penambahan kasus covid yang luar biasa. Beberapa negara di Asia Tenggara juga terjadi peningkatan kasus sangat tajam, dan kemudian memberlakukan lagi pelbagai pembatasan kegiatan masyarakat.

Utamakan Kesehatan

Salah satu faktor yang dapat memperlambat penanganan persebaran Covid-19 adalah anakronisme. Anakronisme adalah cara pandang yang kurang tepat dalam menyikapi dan merespons persebaran virus. Anakronisme pertama adalah ikatan sosiologis yang kuat melalui pola hidup gotong-royong, seringkali dimanifestasikan melalui sentuhan fisik seperti bersalaman, berpelukan, cium pipi, dan semacamnya.

Anakronisme kedua adalah konstruksi pemahaman keagamaan masyarakat yang berlawanan dengan protokol pencegahan Covid-19. Keyakinan masyarakat bahwa kematian adalah takdir Allah. Pandemi Covid-19 sebagai adzab (hukuman) Allah atas dosa-dosa manusia, tidak perlu takut kepada siapapun termasuk Covid-19, kecuali takut kepada Allah.

Kesehatan dalam Islam adalah perkara yang penting, ia merupakan nikmat besar yang harus disyukuri oleh setiap hamba. Terkait pentingnya kesehatan, Rasulullah bersabda “Dua kenikmatan yang sering dilupakan oleh kebanyakan manusia adalah kesehatan dan waktu luang” (HR. Al-Bukhori, at-Tarmidzi, Ibnu Majah).

Tradisi lebaran yang ada di Indonesia sebenarnya tidak ada tersurat dalam tuntunan Alquran maupun hadist, tetapi hal tersebut diperkenankan jika tidak melanggar ajaran agama. Dalam kondisi sekarang, kesehatan lebih utama.

Dalam bukunya, Prof. Imam Robandi (2020) menuliskan "Ingatlah dan persiapkanlah generasi setelah kamu untuk menggantikanmu". Mudik yang selama ini dilakukan bertujuan berkumpul dengan keluarga, saat ini dapat digantikan dengan komunikasi secara virtual. Kesehatan masing-masing anggota keluarga lebih utama. Karena dengan kondisi sehat, seseorang dapat melakukan ibadah lebih khusuk, untuk meraih tujuan Idul Fitri yang sebenarnya. (*)

Berita Terkini