Berita Kudus

Cek Tempat Isolasi Kudus, Ganjar Dicurhati Pasien Tak Bisa Nonton Ikatan Cinta

Penulis: mamdukh adi priyanto
Editor: m nur huda
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Gubernur Jateng Ganjar Pranowo mengejutkan puluhan pasien COVID-19 yang sedang berjemur di halaman depan Rusunawa, Bakalan, Krapyak, Kudus, Minggu (13/6/2021) pagi.

TRIBUNJATENG.COM, KUDUS - Pagi-pagi, Minggu (13/6/2021), Gubernur Jateng Ganjar Pranowo mengejutkan puluhan pasien COVID-19 yang sedang berjemur di halaman depan Rusunawa, Bakalan, Krapyak, Kudus.

Ganjar langsung bertanya kabar dan kondisi mereka yang sedang menjalani isolasi.

Ganjar dilapori soal menu makanan yang kurang variatif.

Baca juga: Ke Solo Didampingi Gibran, Puan Sebut Jangan Tutupi Data Kasus Covid-19 Seperti Kudus

Baca juga: Hartopo Beri Motivasi Warga Kudus yang Jalani Isolasi di Donohudan

Baca juga: Ganjar Pranowo Mendadak Kunjungi RSUD dan Tempat Isolasi di Sragen: Awas Varian Baru Covid-19!

Baca juga: Berkaca Kasus Covid di Kudus, Ganjar Ingin Setiap Kabupaten Kota Pastikan Ruang Isolasi RS Cukup

“Yang penciumannya hilang siapa? Nek ada orang ngentut bisa mencium ndak?” seloroh Ganjar mengundang tawa para pasien.

Ganjar kemudian mendapat keluhan terkait fasilitas yang ada di tempat isolasi tersebut.

Para pasien mengeluhkan kurangnya hiburan seperti TV yang tidak ada. Mereka menyebut tidak bisa menonton sinetron Ikatan Cinta.

“Nggak ada TV pak, mau nonton Andin (tokoh dalam sinetron Ikatan Cinta),” ujar salah seorang pasien memecah suasana.

Suasana makin ger-geran kala Ganjar melemparkan permintaan agar para pasien COVID-19 yang sedang menjalani isolasi juga menjadi agen untuk kampanye protokol kesehatan.

Saat itu, salah seorang pasien mengaku sudah berkirim pesan ke tetangganya.

“Sudah pak. Saya WA (Whatsapp) ke tetangga supaya jaga kesehatan jaga prokes,” ujar ibu bernama Puji Astuti itu menyahut permintaan Ganjar.

Ganjar lantas meminta Puji untuk menjelaskan pesan penting apa yang disampaikannya.

Salah satu pesan yang disampaikan Puji adalah tidak mengucilkan yang positif. Puji pun mendapat acungan jempol dari Ganjar.

“Bagus banget pesannya, dah nih kasih hadiah ben tambah semangat. Saya nderek titip ya, bapak ibu karena kayaknya penularannya cepet banget. Jangan pernah melepas masker. Jenengan nanti komunikasi sama keluarga, tonggone kabeh, maskere dipake, jangan pernah dilepas. Oke?” tutur Ganjar disambut kompak oleh para pasien COVID-19.

Seusai menyapa para pasien, Ganjar langsung mengecek fasilitas di posko COVID-19 yang juga tempat isolasi terpusat di Kudus itu.

Dari informasi, Ganjar mengetahui bahwa tempat isolasi tersebut kapasitasnya masih cukup untuk menampung banyak pasien.

“Wah, kalau gitu kalau ada (pasien COVID-19), dorong ke sini aja. Daripada nanti yang ke donohudan masalah. Komplain coba kita layani. Nanti kita bantu fasilitas. Mereka harus nyaman di sini,” tegasnya kepada Bupati Kudus, Hartopo serta jajaran pejabat Pemkab Kudus yang turut mendampingi.

Apalagi, lanjut Ganjar, baru-baru ini muncul protes dari pasen COVID-19 di Kudus yang dibawa ke tempat isolasi terpusat di Asrama Haji Donohudan.

Ganjar menyadari, psikologis tiap orang berbeda maka penanganan pun harus menyesuaikan.

“Nek ora kulino lungo, senenge di Kudus. Kalau yang senenge lungo, dibawa ke mana aja mau. Maka dorong ke sini aja,” tegasnya.

Ganjar kemudian menyampaikan keinginan para pasien soal menu makanan yang lebih variatif. Jika perlu, kata Ganjar, petugas di posko bisa berkomunikasi dengan pasien terkait menunya.

“Mereka bukan objek, ini seperti tamu hotel. Wong loro kan perlu dimanja to? Kalau perlu sedikit-sedikit dicek pengine maem opo wae?,” ujar Ganjar.

Ganjar juga menitip pesan agar seluruh petugas tetap berhati-hati. Terutama saat berkontak erat dengan para pasien. Apalagi, varian baru COVID-19 dari India terdeteksi di Kudus.

Puan Singgung Data Kasus Covid-19 di Kudus

Ketua DPR RI Puan Maharani meminta adanya keterbukaan data kasus covid-19 ketika terjadi ledakan kasus yang tak terduga.

Hal itu disampaikan Puan Maharani saat meninjau vaksinasi Covid-19 di Balai Kota Solo, Sabtu (12/6/2021).

Peninjauan tersebut didampingi Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka dan sejumlah kepala daerah lainnya.

"Kalau daerahnya memang punya masalah terkait penanganan covid 19 sebaiknya segera sampaikan. Jangan kemudian menyembunyikan kondisi wilayahnya karena kalau sudah parah kemudian tidak bisa kita lakukan antisipasi dan mitigasi," tegasnya.

Menurutnya, hal itu agar kasus Covid-19 seperti di Kudus tidak terjadi di daerah lain. Ia menilai kasus di Kudus sudah sulit dikendalikan.

"Saat ini di daerah Kudus dan sekitarnya terjadi lonjakan pasien. Saya harus sampaikan secara terbuka bahwa lonjakannya itu sudah hampir susah dikendalikan," ucapnya.

Oleh karenanya, pemerintah daerah perlu melakukan upaya guna menekan penularan Covid-19 secara massif. Tracing dan testing menjadi hal yang perlu dilakukan.

"Pemerintah pusat pun hanya bisa melaksanakan jika memang pemerintah daerah mau bersinergi dan berkoordinasi," kata dia.

Jangan sampai, lanjutnya, ketika sudah terlambat baru dilaporkan ke pemerintah pusat.

Selain itu, Puan Maharani juga mendorong masyarakat untuk tidak perlu takut vaksinasi Covid-19.

"Jangan takut divaksin Insya Allah dengan divaksin itu menambah tapi bukan berarti kita tidak akan terpapar," tutur dia.

"Itu karenanya tetap menjaga protokol kesehatan itu penting pakai masker cuci tangan dengan sabun kalau nggak ada sabun pakai hand sanitizer," tambahnya. 

Keluhan Pasien Covid-19 dari Kudus di Asrama Haji Donohudan

Bupati Kudus HM Hartopo mengunjungi warganya yang melakukan isolasi mandiri di Asrama Haji Donohudan, Ngemplak, Boyolali, Jumat (11/6/2021).

Dalam kunjungan tersebut, HM Hartopo menyebutkan, ada keluarga pasien yang isolasi di asrama tersebut mengeluhkan soal kekurangan air minum. 

"Setelah kami cek, ternyata itu ada kesalahpahaman," kata Hartopo, kepada TribunSolo.com, Jumat (11/6/2021).

Hartopo mengatakan, persoalan ini adalah soal galon air minum untuk pasien. 

Pihak Asrama Haji sudah menyediakan galon berisi air minum untuk kebutuhan pasien asal Kudus. 

Ternyata, ada salah satu pasien yang membawa galon tersebut ke kamar isolasi. 

Akibatnya, pasien lain mengira pengelola tidak menyediakan atau kekurangan air minum. 

"Pasien mengira pihak pengelola tidak mempunyai air minum sehingga ada yang sampai stres dan melaporkan ke keluarga," ucap Hartopo.

Persoalan ini sudah diluruskan, pengelola memberikan pelayanan dengan baik.

Dia berpesan kepada warga Kabupaten Kudus di lokasi tempat isolasi terpusat tersebut untuk selalu menaikan imunitas tubuh dengan berolahraga agar Covid-19 dalam tubuh mereka hilang.

"Tetap happy, dan terima cobaan ini karena virus ini dari Allah, bisa menggunakan waktu disini untuk ibadah dan menaikan imunitas dengan olahraga," kata Hartopo.

Dalam kunjungan Bupati Kudus, didampingi Ketua DPRD Kudus Mas'an, Plh Kepala Dinas Kesehatan Kudus, Mas'ud, dan lain-lain.

Kunjungan tersebut sekaligus memberikan makanan dan minuman untuk pasien Covid-19 asal Kudus yang diisolasi di tempat Isolasi terpusat, Asrama Haji Donohudan.

(*
 

Berita terkait Gibran

Berita terkait Kudus

Berita terkait Puan Maharani

Berita terkait Ganjar

Artikel ini telah tayang di TribunSolo.com dengan judul Cegah Kasus Covid-19 di Kudus Terulang, Puan Singgung Keterbukaan Data : Jangan Ditutup-tutupi!

Berita Terkini