TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Beredar broadcast yang menyebar di berbagai grup WhatsApp yang berisi peringatan untuk menghindari daerah Jawa Tengah karena akan ada lockdown dan menyebarnya varian India direspons Gubernur Jateng Ganjar Pranowo.
Ganjar mengatakan, tidak tahu tentang informasi itu. Ia berharap masyarakat tidak panik dan jangan terpengaruh isu yang belum terkonfirmasi kebenarannya.
"Dari mana info itu, saya tidak tahu. Tidak boleh panik. Jangan panik, tapi harus hati-hati. Pada mereka yang belum divaksin, anda berada dalam posisi yang relatif bahaya. Yang sudah divaksin juga bisa tertular. Maka kalau tidak penting, ndak usah keluar rumah. Kalau terpaksa keluar rumah, maskernya jangan pernah dilepas," pungkasnya.
Baca juga: Covid-19 Varian Baru Meluas, Gibran: Tenang, Solo Masih Aman
Baca juga: Bunga Citra Lestari Positif Covid-19, Kini Sedang Jalani Isolasi Mandiri
Baca juga: Di Hadapan Habib Rizieq, Jaksa: Ternyata Imam Besar hanya Isapan Jempol Belaka
Baca juga: Resep Martabak Manis Oatmeal Cocok Bagi yang Sedang Diet
Adapun, broadcast tersebut sebagai berikut;
"Beredar wa spt ini:
Mohon sementara hindari atau jangan masuk ke Jateng ! Sedang dipikirkan kuncian lokal, karena tersebar Covid-19 strain B-1617, asal India."
Sementara itu, Ganjar memerintahkan semua Bupati/Wali Kota mengantisipasi penyebaran varian baru Covid-19.
Setiap pengambilan sampel tes Covid-19, Bupati/Wali Kota diminta sekaligus mengambil sampel untuk whole genome sequencing (WGS) pada kasus-kasus tertentu.
Hal itu disampaikan Ganjar usai memimpin rapat penanganan Covid-19 bersama Bupati/Wali Kota, Senin (14/6/2021).
Dalam rapat itu, Ganjar menduga lonjakan kasus Covid-19 yang terjadi di Jateng disebabkan karena varian baru.
"Yang terdeteksi sekarang baru di Kudus, tapi semuanya harus waspada. Saya minta Bupati/Wali Kota kalau ambil sampel tes, tolong juga ambil sampel untuk tes genome sequencingnya. Ada aturan-aturan yang ditetapkan untuk itu, maka perintahkan Kadinkes masing-masing untuk merunut cara-cara itu," jelasnya.
Ganjar menduga, varian baru tidak hanya di Kudus. Sebab dalam rapat terbukti, ada warga Sragen yang positif setelah pulang mengikuti acara kondangan di Kudus.
"Cerita ini menginspirasi saya, sepertinya perkembangan dari satu titik di Kudus dan menyebabkan beberapa daerah sekitarnya merah, rasa-rasanya hipotesisnya berhubungan dengan Kudus. Maka saya perintahkan ini segera dilakukan pengambilan sampel genome sequencing," jelasnya.
Dengan begitu, maka akan diketahui lebih cepat apabila varian baru memang sudah menyebar. Masyarakat diminta hati-hati, karena varian baru Covid-19 dari India sudah masuk ke Jawa Tengah.
"Tidak ada kata lain selain taati protokol kesehatan. Pakai masker, jaga jarak, rajin cuci tangan pakai sabun, mengurangi mobilitas dan menjauhi kerumunan," terangnya.