Penulis: Rifqi Gozali
TRIBUNJATENG.COM, KUDUS - Kepala Dinas Kesehatan Kudus, Badai Ismoyo, menyebutkan, angka kematian terkonfirmasi positif Covid-19 di Kudus selama 19 Mei sampai 15 Juni 2021 sebanyak 440 orang.
Angka sebanyak itu hampir sama dengan angka kematian terkonfirmasi positif di Kudus selama setahun.
"Betapa menunjukkan sangat luar biasanya. Itu sama dengan kematian setahun, April 2020 sampai dengan Mei 2021 itu angka kematian sekitar 500-an. Hampir 80 persen kan," ujar Badai, Senin (21/6/2021).
Badai menjelaskan, dari angka 440 kematian tersebut sebagian besar memang belum divaksin.
Baca juga: Ini Daftar Jalan di Kabupaten Semarang yang akan Ditutup Sementara Mulai Nanti Malam
Baca juga: Punya Minat Mendesain Busana? BBPLK Semarang akan Gelar Fashion Convention 2021, Catat Tanggalnya
Baca juga: VIRAL! Becak Jepara Dijual di Spanyol, Satu Becak Dijual Rp 5.1 Juta
Ada memang yang sudah divaksin. Yakni sebanyak 20 orang. Itupun baru disuntik vaksin sekali.
"Hanya 20 orang saja yang sudah terjangkau vaksin. Tidak lengkap. Baru satu (dosis) dan komorbid," kata dia.
Sejauh ini pihaknya belum menerima laporan perihal meninggalnya warga yang sudah dua kali vaksin dan meninggal terkonfirmasi positif Covid-19.
Dia menegaskan, ketika melihat angka tersebut artinya vaksin memang sangat bermanfaat.
Selebihnya, dia mengatakan, setelah divaksin memang tidak lantas terhindar dari terpapar Covid-19.
Tetapi hal itu bagian dari upaya di tengah pandemi.
"Ada pertanyaan, 'Itu wong mari dewe kok', ya sembuh sendiri bisa memang begitu. Dan tanpa divaksin pun juga sembuh. Tetapi kami harus menunjukkan sebuah data tentang orang yang terpapar karena sudah divaksin itu keadaannya berbeda. Vaksin memang bukan tuhan yang tidak bisa ditentukan orang yang sudah divaksin itu selamet. Tetapi merupakan sebagai upaya manusia," tutur dia.
Pihaknya belum bisa mengatakan perihal tingginya angka kematian terkonfirmasi Covid-19 sebulan terakhir karena varian delta.
Hanya saja, pihaknya menekankan bahwa varian baru ini memiliki daya penularan yang lebih masif dan gejala yang sedikit berbeda.
"Muncul tingkat kematian yang demikian tinggi. Secara persis kami belum bisa mengatakan itu (karena varian baru). Tetapi kalau menghubungkan secara logika, korelasinya bisa-bisa seperti itu," kata dia.
Sementara, dari data Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) Kudus sepanjang 2020 angka kematian warga Kudus yakni sebanyak 5.911 orang. Sedangkan sejak Januari sampai 21 Juni 2021 terdapat 4.318 orang yang meninggal.
Dari data itu bisa dilihat bahwa angka kematian selama kurang dari enam bulan di tahun 2021 lebih dari 70 persen jika dibanding angka kematian pada 2020.
Baca juga: Kuliah Gratis Sampai Lulus di Prodi PPKn UMP Purwokerto, Begini Caranya
Baca juga: Sinopsis Drakor A Girl Who Can See Smell Tayang di NET Mulai Hari Ini Senin 21 Juni Pukul 18.00 WIB
Baca juga: Sinopsis Drakor True Beauty Episode 1, Ju Kyung Korban Bully
Administrasi data kematian
Sekretaris Disdukcapil Kudus, Putut Winarno, mengatakan, pihaknya tidak bisa serta merta memilah mana warga yang meninggal terkonfirmasi positif Covid-19 atau mana yang tidak terpapar corona.
Data itu masuk berdasarkan laporan dari warga.
"Ada yang meninggal biasa, karena kecelakaan, karena sakit. Itu bisa juga meninggal tahun kemarin dilaporkan tahun ini," kata Putut.
Kata Putut, terkait kematian warga kian sadar untuk melaporkan demi memperoleh akta kematian.
Sebab dokumen tersebut bisa digunakan untuk menghapus data kependudukan di dalam kartu keluarga, pembagian warisan, urusan perbankan, dan sebagainya.
"Jadi angka kematian di kami itu karena laporan dari warga. Bukan tolok ukur angka pandemi," kata dia. (*)