"Dan ada beberapa pria yang memanggilku dan mengatakan: 'Hey dokter, aku akan mengirimmu seorang gadis untuk operasi plastik'.
"Pria meneleponku dan berkata: 'Salah satu gadisku akan datang untuk melihatnya.
Sekarang, dokter, Anda tahu apa yang kusuka. Jangan perhatikan apa yang ia katakan kepadamu, itulah mengapa aku membayarmu'," ujar Martinez.
"Kukatakan selesaikan itu dengan gadis itu, karena ketika pasien ada di kamar operasiku, ia yang akan membuat keputusan".
Prosedur operasi plastik di Meksiko tidaklah murah, sekitar USD 6.500 atau sekitar Rp 95 juta.
Sering kali pembayaran dilakukan dengan uang tunai, dan uang tersebut didapatkan dari perdagangan narkoba.
Namun, Martinez tidak begitu memikirkan dari mana uang yang ia dapat, karena ternyata seluruh ekonomi di Sinaloa dikendalikan oleh kartel narkoba.
Artinya, restoran, bar, rumah sakit semua bergantung pada penjualan narkoba.
Martinez sering mencoba memberi bimbingan kepada wanita yang hendak dioperasi dibayari oleh pacarnya, mereka sering mengatakan mengikuti keinginan pacar mereka.
"Aku jelaskan kepada mereka bahwa setelah sementara waktu, ia tidak lagi menjadi pacar mereka tapi tubuhnya akan tetap menjadi milik gadis itu sepanjang sisa hidupnya.
Sehingga mereka harus memilih apa yang mereka inginkan, bukan yang diinginkan pacarnya."
Sering ia melihat bukti hubungan semi-kontrak antara pria dan wanita yang terbentuk oleh perdagangan narkoba.
Para pengedar dan pemakai narkoba merasa penting memiliki wanita cantik sesuai standar mereka di sisinya agar 'sah' menjadi narco.
Seorang pengedar bernama Pedro (bukan nama sebenarnya) mengatakan laki-laki sering bersaing demi wanita.
"Laki-laki bersaing satu sama lain untuk wanita. Istri Anda adalah seseorang yang akan berada di rumah menjaga anak-anak Anda. Wanita lain yang Anda miliki lebih seperti piala.