Bahkan, sebagian kalangan menuntut penjelasan lengkap dari pemerintah Indonesia. Kalangan politisi Nigeria pun melontarkan kecaman. Hal itu seperti dilakukan politisi yang juga aktivis HAM, Senator Shebu Sani, dalam akunnya di Twitter.
"Penyerangan dan perlakuan kejam terhadap Diplomat Nigeria oleh petugas Imigrasi #Indonesia patut dikutuk." "Suatu pelanggaran mencolok terhadap semua protokol diplomatik. Ini setara dengan kebrutalan George Flyod. Teman kita Indonesia salah," cuit Sani.
Pemerintah Nigeria memanggil Dubes RI untuk menyampaikan kekesalan dan protes keras pada kasus tersebut. Lewat keterangan pers pada Selasa (11/8), Pemerintah Nigeria mengutuk keras apa yang disebut mereka merupakan tindakan kejahatan internasional.
Mereka menyebut tindakan itu mengerikan yang dilakukan oleh aktor Negara Indonesia terhadap perwakilan terakreditasi dari Republik Federal Nigeria, yang sama sekali tidak dibenarkan dan bertentangan dengan hukum internasional.
“Pemerintah Nigeria menuntut sanksi yang sesuai terhadap pejabat terkait dan telah memanggil Duta Besarnya di Indonesia untuk berkonsultasi, termasuk peninjauan hubungan bilateral,” tulis pernyataan tersebut.
Kemlu Nigeria menegaskan kembali tekadnya untuk melindungi kepentingan Nigeria dan orang Nigeria di mana pun mereka berada di dunia, dan menyerukan ketenangan saat konsultasi berlanjut.
Duta Besar Indonesia di Abuja, Usra Hendra Harahap, sudah dipanggil oleh Kementerian Luar Negeri Nigeria pada 10 Agustus lalu terkait kejadian itu. Kementerian Hukum dan HAM RI juga melakukan investigasi internal sebagai tindak lanjut atas terjadinya insiden itu.
Dirjen Asia Pasifik-Afrika, dan Dirjen Protokol Konsulat Kemenlu RI juga telah melakukan pertemuan dengan duta besar Nigeria di Jakarta kemarin, Rabu (11/8). Dalam pertemuan itu, mereka membahas hubungan baik antara Indonesia dan Nigeria yang telah terjalin sampai saat ini.
Kemenlu RI menyesalkan insiden pertikaian antara petugas imigrasi dan diplomat Nigeria itu. "Kemenlu menyesalkan terjadinya peristiwa tanggal 7 Agustus tersebut. Insiden tersebut adalah insiden yang berdiri sendiri," ujar Juru Bicara Kemenlu RI, Faizasyah, dalam konferensi pers via daring, Kamis (12/8).
Insiden itu, kata Faizasyah, sama sekali tidak berkaitan dengan komitmen pemerintah Indonesia dalam menjalankan kewajiban mengenai hubungan diplomatik sesuai dengan Konvensi Wina.
Faizasyah menerangkan lebih lanjut bahwa pemerintah Indonesia terus melakukan komunikasi melalui jalur diplomatik dengan pemerintah Nigeria pasca peristiwa itu.
Nigeria Tinjau Hubungan dengan RI
Sebelumnya diberitakan sebuah rekaman video viral di media sosial, memperlihatkan aksi kekerasan yang dialami seorang diplomat Nigeria di Jakarta, pada Sabtu (7/8). Dalam rekaman itu, Ibrahim Babani, seorang pejabat konsuler yang berdinas di Jakarta, ditahan di dalam mobil oleh beberapa orang.
Ia ditangkap di satu jalan di ibu kota. Video menunjukkan seorang pria meletakkan tangannya di kepala sang diplomat, dan mendorongnya kembali ke kursi mobil.
Di antara suara teriakan untuk memprotes, Ibrahim mengulangi: "Saya tak bisa bernapas." Dalam rekaman dengan durasi satu menit, 30 detik, Ibrahim terdengar mengatakan: "Leher saya, leher saya."