Khotbah Jumat

Khutbah Jumat Singkat Tahun Baru Hijriyah dan Hari Asyura

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Khutbah Jumat Singkat Tahun Baru Hijriyah dan Hari Asyura

11) Menganugerahkan kekuasaan dan mengangkat Nabi Sulaiman AS sebagai Raja.

Selain itu dalam sebuah hadis yang diriwayatkan dan Ibnu Abbas dikatakan yang artinya;

"Sesungguhnya Rasulullah SAW datang ke kota Madinah dan mendapatkan kaum Yahudi sedang berpuasa di hari 'Asyura. Maka Rasulullah SAW bertanya; hari apakah yang kalian puasakan ini? Ini adalah hari yang Allah telah menyelamatkan Musa dan kaumnya serta menghancurkan Fir’aun dan kaumnya. Karena itu Musa berpuasa sebagai tanda syukur kepada Allah, maka kami pun ikut berpuasa. Rasulullah SAW bersabda; 'Kami lebih berhak dan lebih utama terhadap Musa daripada kalian. Maka Nabi berpuasa dan memerintahkan umatnya agar melakukannya." (HR Bukhari dan Muslim dari Ibnu Abbas).

Kemudian amaliah puasa sunah asyura itu oleh Nabi dianjurkan untuk dilaksanakan 2 atau 3 hari.
Sebagaimana sabda beliau yang artinya;

"Berpuasalah kalian di hari 'Asyura dan bedakanlah dengan (puasanya) orang Yahudi. Dan juga berpuasalah kalian sehari sebelum ‘Asyura dan sehari sesudahnya."

Adapun puasa 'Asyura itu sendiri banyak mengandung hikmah, di antaranya seperti yang disebutkan dalam hadis yang artinya;

"Rasulullah SAW pernah ditanya para sahabat tentang puasa ‘Asyura (tanggal 10 Muharram). Beliau menjawab; la dapat menghapus dosa selama 1 (satu) tahun yang lampau." (HR Muslim dari Abi Qatadah)

Peringatan 1 Muharram yang banyak diselenggarakan oleh umat Islam itu menjadi momen untuk merenungkan kembali sejarah perjuangan nabi-nabi, khususnya perjuangan Nabi Muhammad SAW yaitu hijrahnya Rasul bersama para sahabat dari Mekkah ke Madinah.

Mengingat amat penting dan menentukannya peristiwa hijrah itu bagi perkembangan Islam, nabi sendiri telah memakai hijrah sebagai penanggalan umat Islam.

Yaitu pada saat memerintahkan Ali bin Abi Thalib untuk menarikhkan perjanjian dengan orang-orang nasrani di Najran dengan memakai tahun ke-5 dari hijrah.
Akhirnya khalifah Umar bin Khattab menetapkan berlakunya kalender (penanggalan) secara resmi dalam sistem pemerintahan dengan dimulai dari hijrah nabi dari Mekkah ke Madinah dan disebut kalender Hijriyah.

Dari ungkapan sejarah awal kebangkitan Islam itu, maka dalam memperingati tahun baru hijriyah, umat Islam perlu merenungkan kembali pengalaman sejarah yang penuh dengan dinamika perjuangan dalam mengembangkan agama Allah.

Kemudian kita harus mawas diri sejauh mana kita dapat meneruskan nilai perjuangan mereka pada zaman modern ini.

Dan marilah kita bertanya kepada diri kita sendiri, bertambah banyakkah amal salih dan kebaikan yang kita lakukan satu tahun yang lalu, atau justru sebaliknya.

Marilah kita koreksi dengan jujur, adakah kemaksiatan dan kemungkaran yang kita perbuat selama ini bisa berkurang atau justru meningkat.

Sekaranglah saat yang tepat untuk mengadakan perhitungan, agar amal kita di hari-hari yang akan datang tidak terganjal oleh kesalahan di masa yang lalu dan tidak terulang lagi dan kita tingkatkan amal salih.

Halaman
1234

Berita Terkini