oleh Nendisyah Putra
Guru Bahasa Indonesia SMPN 2 Pulau Banyak Barat, Aceh Singkil
MENULIS adalah sebuah keterampilan seseorang untuk menuangkan ide atau gagasan dengan menggunakan bahasa tulisan sebagai media penyampaian kepada para pembaca.
Menulis juga bertujuan untuk memberikan informasi tentang sesuatu baik berupa fakta, peristiwa, pendapat, pandangan dan data sehingga pembaca bisa mendapatkan wawasan dan pengetahuan baru dari penulis.
Ilmu pengetahuan dan tulis-menulis merupakan suatu hal yang tidak dapat dipisahkan sehingga budaya menulis sudah diperintahkan sejak dulu. Karena menulis menjadi sarana bagi ilmu pengetahuan untuk selalu dikembangkan dari generasi ke generasi berikutnya.
Kemudian menulis juga sebagai media yang paling penting guna memindahkan pengetahuan yang ada pada diri seseorang manusia kepada yang lain.
Dengan melihat kembali sejarah peradaban umat manusia, terbukti melalui penulisan kita dapat menikmati puncak peradaban yang dapat merubah pola pikir manusia dari era kobodohan menuju era ilmu pengetahuan, dan beradab hingga saat ini.
Tradisi tulis
Hal ini telah terbukti di dalam sejarah masa perkembangan Islam di tanah Arab, berawal dari Firman Allah SWT yang kemudian ditulis pada lembaran-lembaran pelepah kurma dan kulit hewan. Kemudian masa Khalifah Usman bin Affan dikumpulkan menjadi satu.
Tanpa adanya peran menulis mungkin kita tidak tahu bagaimana sejarah peradaban umat manusia di masa lalu. Dengan menulis kita bisa berbagi ilmu pengtahuan kepada masyakarat yang belum mengenal tulis baca. Sebagaimana yang telah dikatakan Imam Ali bin Abi Thalib. "Ikatlah ilmu dengan menulis,".
Kalimat tersebut menunjukkan betapa penting menulis bagi generasi milenial sekarang ini untuk memulai menulis. Dengan menulis maka ilmu akan teringat, tak akan mudah terlepas dari ingatan.
Berbeda bila hanya membaca. Menghafal pun ada batasnya. Maka dengan menuangkan ke dalam tulisan, sebarang ilmu pengetahuan dan gagasan pun makin luas. Ilmu yang dihafal bisa lupa terlebih bila usia tua.
Terjebak game
Sekarang ini generasi milenial banyak terjebak olah game online. Suka ngegame dibanding belajar. Bila kondisi ini tidak segera dibenahi maka peradaban Indonesia akan bergeser, sejarah perjuangan para pahlawan merebut Kemerdekaan RI pun bisa terlupakan.
Dengan banyak membaca maka orang akan bisa menuangkan macam-macam tulisan. Makin banyak koleksi buku dari berbagai sumber dibacanya, maka menuangkan pikiran dan pengetahuan ke dalam tulisan juga lebih lancar.
Pengembangan intektual dalam dunia pendidikan tidak terlepas dari peran cendekiawan muda yang aktif terus membuat karya meningkatkan pengetahuan baik ilmu agama maupun ilmu pendidikan guna kemajuan suatu bangsa.
Dalam kitab suci Alquran juga termaktub firman Allah, "Demi pena dan apa yang dituliskan" (QS Nun 68:1). Dan masih banyak lagi ayat-ayat yang menegaskan betapa pentingnya menulis.
Mencerdaskan bangsa
Menulis memberi banyak manfaat bagi masyarakat. Terutama mengembangkan pola berpikir dan berimajinasi lewat tulisan berdasar ilmu pengtahuan yang ada pada dirinya.
Dapat melestarikan ilmu pengetahuan, sarana edukasi, mencerdaskan kehidupan bangsa, tingkatkan imajinasi, memperoleh kemuliaan, dan jadi amal jariyah.
Bila masyarakat malas menulis dan tradisi tulis menulis telah luntur, makin jarang, maka itu pertanda ilmu pengetahuan mengalami stagnasi. Cara belajar paling efektif adalah melalui menulis.
Mengembangkan ilmu pengetahuan lewat sarana menulis, yaitu dapat menyampaikan informasi atau berita kepada masyarakat sebagai landasan moral dan wejangan dari sudut pandang penulis. Bisa untuk mengubah pola pikir generasi milenial untuk menentukan arah kemajuan di masa yang akan datang.
Menulis akan mendatangkan manfaat. Gagasan dan pengetahuan yang dituangkan ke dalam tulisan akan dibaca banyak orang, tanpa harus bertemu.
Ilmu pengetahuan yang terkandung dalam tulisan bisa ditularkan kepada siapapun, menjadi sumber inspirasi. Maka mulailah segera untuk menulis. Karena orang dikatakan hidup bila dia menulis.
Dari hasil karya tulisan dan goresan ilmu pengetahuan itulah sesorang akan dikenal oleh orang lain dan generasi akan datang. Selamat menulis. (*)
Baca juga: OPINI Muhammad Itsbatun Najih : Hijrah dan Keberagamaan Inklusif
Baca juga: OPINI : Beban Psikologis Napi yang Bebas di Tengah Pandemi
Baca juga: OPINI LILIK ROHMAWATI : Prank Hibah Rp Triliun dan Kesadaran Keuangan Masyarakat
Baca juga: OPINI DR Andi Purwono :Tantangan Diplomasi ASEAN