Berita Internasional

3 Faktor Mengapa Taliban Begitu Kuat & Mampu Rebut Ibu Kota Afghanistan Dalam 10 Hari

Editor: m nur huda
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pejuang Taliban berdiri di atas kendaraan di sepanjang jalan di Kandahar, setelah menguasai kota terbesar kedua di Afghanistan itu, pada Jumat (13/8/2021).

Mereka juga tidak mampu memenuhi tuntutan dari komandan di lapangan. Oleh karena itulah, ada keterlibatan Angkatan Udara AS baru-baru ini di kota-kota seperti Lashkar Gah yang sudah dikuasai oleh Taliban. Masih belum jelas berapa lama lagi AS bersedia memberikan dukungan seperti itu.

Taliban sering kali mengandalkan pasokan dananya dari perdagangan narkoba, tetapi mereka juga mendapat dukungan dari luar - terutama Pakistan.

Tidak lama berselang Taliban menyita senjata dan peralatan dari pasukan keamanan Afghanistan - beberapa di antaranya dipasok AS - termasuk kendaraan Humvee, piranti teropong malam, senapan mesin, mortir dan peralatan artileri.

Afghanistan dibanjiri pasokan senjata setelah invasi Soviet, dan Taliban sudah menunjukkan dapat mengalahkan kekuatan yang jauh lebih canggih.

Bayangkan efek mematikan dari bom rakitan Improvised Explosive Device (IED) dengan target pasukan AS dan Inggris. Faktor ini serta pengetahuan lokal dan pemahaman tentang medan perang, turut menjadi alasan kenapa Taliban susah terkalahkan.

3. Fokus ke wilayah utara dan barat

Terlepas dari karakter kelompok Taliban yang berbeda, ada beberapa hal yang membuktikan bahwa mereka memiliki rencana terkoordinasi terkait kemajuan mereka belakangan ini.

Ben Barry, mantan pimpinan tentara Inggris dan saat ini menjadi penasihat senior di Institute of Strategic Studies, mengakui keuntungan Taliban mungkin bersifat oportunistik.

Meski begitu, dia menambahkan, "Jika Anda menulis rencana operasi, saya akan kesulitan untuk menemukan sesuatu yang lebih baik dari ini."

Dia menunjuk fokus serangan Taliban di wilayah utara dan barat, padahal wilayah itu bukan kantong kekuatan tradisional mereka di selatan, yang mana beberapa ibu kota regional berturut-turut jatuh ke tangan mereka.

Taliban juga merebut kawasan penyeberangan perbatasan dan pos-pos pemeriksaan utama, yang memasok pendapatan bea cukai yang sangat dibutuhkan dari pemerintah Afghanistan karena minus anggaran.

Mereka juga meningkatkan target aksi pembunuhan terhadap para pejabat penting, aktivis hak asasi manusia, dan para jurnalis. Perlahan tapi pasti mereka memusnahkan beberapa keuntungan kecil yang dibuat selama 20 tahun terakhir.

Adapun tentang strategi pemerintah Afghanistan dalam menghadapi Taliban, terbukti lebih sulit untuk didefinisikan. Janji mereka untuk merebut kembali semua wilayah yang direbut Taliban terdengar kosong belaka.

Sebab, pasukan khusus Afghanistan jumlahnya relatif kecil, yaitu sekitar 10.000 personel, dan mereka tidak mampu melakukan perlawanan. Taliban juga tampaknya memenangi perang propaganda dan pertempuran narasi.

Barry mengatakan, momentum mereka di medan perang telah meningkatkan moral dan menguatkan rasa persatuan. Sebaliknya, pemerintah Afghanistan berada dalam kondisi tertekan, saling adu sikut, dan memecat para jenderalnya.

Halaman
1234

Berita Terkini