Berita Pati

KISAH Dokter Sekaligus Kepala Desa di Pati Pantau Warganya untuk Tekan Angka Covid-19 di Desanya

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Dokter sekaligus Kepala Desa Pelemgede, Kecamatan Pucakwangi, Hadi Mustamar, melihat kondisi warga yang sedang mengecek kondisi kesehatan di klinik miliknya, Senin (16/8/2021).

TRIBUNJATENG.COM, PATI -- Tugas ganda melekat pada sosok Hadi Mustamar. Selain sebagai Kepala Desa Pelemgede dia juga seorang dokter. Maka masa pandemi ini Hadi berusaha keras agar warganya bisa sehat dan selamat. Begini strateginya.

Sebagai seorang dokter sekaligus kepala desa, Hadi Mustamar (40), merasa punya tanggung jawab lebih besar untuk menjaga agar warga Desa Pelemgede, Kecamatan Pucakwangi, Kabupaten Pati terhindar dari penularan Covid-19.

Karena itu, sejak awal pandemi, dia berusaha memaksimalkan kerja sama dengan bidan desa, Poliklinik Kesehatan Desa (PKD), Bintara Pembina Desa (Babinsa), Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Babinkamtibmas), dan tokoh agama.

Usahanya membuahkan hasil baik. Angka kasus Covid-19 di Desa Pelemgede terbilang minim. Tahun 2021 ini, hanya tiga orang warga setempat yang terkonfirmasi positif Covid-19 berdasarkan hasil swab.

"Itu pun mereka hanya isolasi mandiri (isoman), dan semua sudah sembuh. Kalau yang meninggal (akibat Covid-19) tahun ini ada dua.

Tahun lalu satu orang. Ketiganya meninggal di rumah sakit. Mereka juga punya riwayat sakit (komorbid) dan berusia lanjut," kata Hadi ketika diwawancara Tribunjateng.com, Senin (16/8).

Di klinik tempat praktiknya di sebelah utara SMPN 1 Pucakwangi, Hadi juga menyediakan ruang-ruang isolasi khusus berkapasitas 20 pasien.

"Namun alhamdulillah ruang isolasi di klinik saya belum terpakai. Karena warga yang bergejala bisa sehat dengan isolasi mandiri," tutur suami dari Nur Ida Ariani ini.

Warga patuh

Hadi mengakui, pada masa pandemi ini, jumlah warga yang datang berobat padanya meningkat tiga kali lipat dibanding sebelumnya. Mereka datang dengan kesadaran sendiri karena merasa bergejala.

Rata-rata mereka datang dengan keluhan demam, batuk, dan pilek. Biasanya langkah penanganan awal yang dia berikan ialah memberikan parasetamol, antibiotik, vitamin, dan menyarankan pasiennya untuk berjemur,

"Kalau gejala sudah mengarah agak berat, saya sarankan isoman di rumah. Alhamdulillah di tempat kami tidak ada warga yang sampai harus dijemput paksa untuk isolasi.

Begitu merasa punya gejala yang mengarah ke covid, mereka secara sadar berobat dan patuh untuk karantina mandiri," kata ayah dari Nayra Sabrina Mustamar dan Almahyra Mecca Mustamar ini.

Hadi mengatakan, sebagai dokter sekaligus kepala desa, dia memang ingin agar warganya tidak sampai harus dibawa ke rumah sakit akibat terjangkit Covid-19 dengan kondisi cukup parah.

Pihaknya berupaya langsung melakukan langkah penanganan sejak dini.

"Kalau ada gejala mengarah ke covid, saya sarankan untuk periksa di PKD (Poliklinik Kesehatan Desa) atau tempat (praktik) saya.

Di PKD kami sudah siapkan obat-obatan. Bidan desa juga selalu siaga. Kami harap sebelum parah warga bisa ditangani gejala awalnya,” tutur dia.

Hadi bersyukur warga Desa Pelemgede cenderung taat protokol kesehatan. Selama ini belum pernah ada kejadian warga nekat menggelar hajatan dan terpaksa dibubarkan aparat.

"Tokoh agama, tokoh masyarakat, kami minta menyosialisasikan hal ini. Kegiatan yang menimbulkan kerumunan dihindari dulu, termasuk kegiatan keagamaan.

Alhamdulillah tidak ada warga yang sampai terpaksa dibubarkan, mereka masih manut (menurut),” ucap dia.

Beri bantuan

Hadi juga menyadari bahwa pandemi Covid-19 bukan semata-mata masalah di bidang kesehatan. Perekonomian warga juga terdampak. Karena itu dia juga mengambil langkah untuk meringankan beban masyarakat.

Berbagai jenis bantuan dia salurkan ke masyarakat yang membutuhkan, baik bantuan dari program desa maupun secara pribadi.

“BLT Dana Desa kami ada sekitar 75 KPM (Keluarga Penerima Manfaat). Kemudian BST (Bantuan Sosial Tunai) ada 70-an.

Ada juga bantuan beras dari Bulog dan kabupaten. Bantuan sembako dari desa juga ada, namun hanya untuk pelaku usaha mikro yang terdampak saja,” kata kepala desa yang menjabat sejak 2013 ini.

Di samping berbagai bantuan dari program pemerintah, Hadi juga menyalurkan bantuan secara pribadi. Misalnya sebelum penerapan PPKM darurat, ia membagikan satu ton beras pada 200-an warga kurang mampu yang bukan penerima bansos pemerintah.

“Memang saya peruntukkan pada mereka yang membutuhkan, namun tidak terdata sebagai penerima bantuan pemerintah,” terangnya.

Jumlah KK di Pelemgede ialah 1.130. Hadi menyebut, warga desanya yang sudah disuntik vaksin Covid-19 jumlahnya sekitar 300 orang. Warga sangat antusias divaksin namun terkendala stok vaksin. (Mazka Hauzan Naufal)

Baca juga: Kamis (19/8) : Hari Ini Harga Minyak Turun hampir 7% dalam 5 Hari Terakhir

Baca juga: AC Milan Diprediksi Bakal Babak Belur di Liga Italia

Baca juga: Dosen UI: Mereka yang Kabur dari Afghanistan Pendukung dan Buzzer Rezim yang Ketakutan

Baca juga: Update Corona Wonosobo Hari Ini Kamis 19 Agustus 2021: 14,118 Positif Covid, Jateng 454.194

Berita Terkini