"Dia harus selesai sampai 2024. Kalau enggak, tambah kacau. Tapi kritik harus tetap ada. Supaya Pak Jokowi tambah baik," tegasnya.
Lebih lanjut, budayawan sekaligus seniman wayang itu lantas juga memberi pandangan terkait pentingnya mural.
Selain bisa menyuarakan kritik, mural juga bisa membuat ruang imajinasi masyarakat tidak monoton sempit.
Terlebih, akan lebih baik bila muatan mural-mural tersebut dibalut dengan kearifan atau budaya lokal Indonesia.
"Bagaimana kalau mural itu sekalian untuk membangkitkan kenangan-kenangan yang sudah ada. Misalnya, kenapa nggak gambar wayang. Pak Jokowi digambar pakai Gatot Kaca," ucap Sujiwo Tejo.
"Jadi tidak langsung pinjam istilah dari Swiss atau apa, 404: Not Found itu kan dari barat," tegasnya.
Simak videonya mulai menit ke 5.00:
Pandangan Faldo Maldini
Seniman pembuat mural Jokowi 404: Not Found yang ada di Jalan Pembangunan 1, Batuceper, Tangerang, Banten tengah diburu polisi.
Menurut pihak kepolisian, mural tersebut telah melecehkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebagai lambang negara yang harus dihormati.
Padahal, hal tersebut tak tercantum dalam Undang-Undang Dasar 1945.
Diketahui, mural bergambar wajah Jokowi dengan mata ditutupi tulisan '404:Not Found' tersebut kini telah dihapus.
Setelah sempat viral, mural tersebut kini hanya menyisakan segaris cat hitam yang dibubuhkan di bawah dinding jalan layang.
Di sisi lain, pernyataan tentang pelecehan lambang negara itu diungkapkan oleh Kasubag Humas Polres Metro Tangerang Kota, Kompol Abdul Rachim.
Ia mengatakan bahwa Presiden Jokowi merupakan lambang negara dan harus dihormati.