TRIBUNJATENG.COM, WONOSOBO - Kecelakaan tragis kembali terjadi di jalur tengkorak ruas Parakan-Kertek Wonosobo, Sabtu (21/8/2021).
Insiden itu melibatkan sebuah truk bermuatan kaca bernomor polisi H 1784 FZ dan mobil boks JNE bernomor polisi H 8239 AG.
Truk muatan kaca yang dikemudikan Maskur melaju dari arah Parakan Temanggung menuju Kertek Wonosobo.
Baca juga: Kecelakaan Truk Muatan Kaca Vs Mobil Boks JNE di Jalur Kertek Wonosobo, 4 Orang Terluka
Sampai di Dusun Gondang Desa Candimulyo Kecamatan Kertek, truk itu menabrak mobil boks JNE yang melaju dari arah berlawanan.
Truk hilang kendali hingga menabrak gapura menuju perkampungan warga.
Bangunan itu pun hancur hingga menimbulkan kerugian materi cukup besar.
Kendaraan yang terlibat kecelakaan juga mengalami kerusakan.
Sabtu siang, kedua kendaraan itu telah dievakuasi.
Tetapi insiden itu masih membekas di lokasi kejadian.
Gapura yang remuk membuat akses menuju kampung warga terputus.
Serpihan kaca yang menjadi muatan truk masih berserak di jalan dan bahu jalan.
Alat berat dikerahkan di lokasi kejadian untuk membersihkan puing bangunan gapura yang hancur.
Warga bahu membahu membersihkan puing dan serpihan kaca yang bisa membahayakan pengguna jalan.
Sementara 4 orang terdiri dari sopir dan penumpang di dua mobil itu luka hingga dilarikan ke rumah sakit.
Peristiwa kecelakaan di jalur Parakan-Kertek bukan kali ini saja terjadi.
Peristiwa serupa sering berulang hingga menimbulkan banyak korban jiwa.
Seringnya terjadi kecelakaan di jalur Kertek-Parakan ini menjadi perhatian serius pemerintah.
Kasi Dalop dan Perparkiran Dishub Wonosobo Muhammad Waluyo mengatakan, pihaknya sudah melakukan langkah-langkah untuk menekan risiko kecelakaan di jalur itu.
"Pemasangan rambu dan sosialisasi ke masyarakat, " katanya, Sabtu (21/8/2021)
Pemerintah disebutnya telah memasang rambu peringatan di sepanjang jalan, khususnya jalur Parakan-Kertek yang memiliki turunan amat panjang.
Selain itu, di sejumlah titik sepanjang jalan itu, terpasang lampu kedip (flash) yang juga berfungsi untuk rambu peringatan.
Pihaknya juga akan menambah lampu penerangan di sepanjang jalan itu.
Jalur penyelamat juga telah dibangun untuk mengantisipasi jika kendaraan arah atas mengalami rem blong.
Meski berbagai upaya pencegahan telah dilakukan, peristiwa kecelakaan nyatanya masih sering terjadi di jalur itu.
Ia menilai, kecelakaan bisa dipicu faktor turunan panjang hingga sejauh sekitar 9 kilometer.
Jika gagal mengantisipasi, pengendara, terutama mobil muatan bisa mengalami rem blong karena sering menginjak rem.
"Di samping human error juga, " katanya. (aqy)
Baca juga: Kecelakaan Maut Truk Fuso Vs Sepeda Motor di Jalan Raya Sragen-Solo, Pemotor Tewas di Tempat