Liputan Khusus

PENELUSURAN : Makin Marak Kos Mewah di Semarang Jadi Tempat Mesum, Tian Sering Bawa Pria Masuk Kamar

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi

Seorang wanita inisial VN menawarkan dirinya Rp 600 ribu sekali kencan.

"Main santai aja. Gak ada durasi. Rp 600 ribu wajib kondom," tulis wanita itu mempromosikan dirinya. Dia bilang harga itu sudah termasuk kamar kos di daerah Tembalang.

Sekali ditanya melalui aplikasi tersebut, VN terus menceritakan kecantikan dirinya dan lain-lain untuk memikat pria hidung belang.

Beda lagi dengan perempuan sebut saja Tian (bukan nama sebenarnya). Ketika ditanya perihal lokasi dan harga kencan, justru menjabarkan persyaratan.

Menurut keterangan yang ditulisnya, Tian mematok tarif Rp 300 ribu cash ketika sudah di kamar. Itu sudah termasuk kamar kos.

Tian ingin to the poin. Dia hanya menjawab sekali dan langsung blokir chat bila dianggapnya hanya tanya-tanya. Tian termasuk wanita yang sering bawa pria masuk kamar, dan transaksi di dalam kamar kosnya tersebut. Tarifnya tak mahal maka cukup laris promo tubuhnya melalui aplikasi MiChat.

Tidak saling ganggu

Seorang pria penghuni kos mewah, sebut saja Martin memberikan pengakuannya. Di kamar sebelahnya dihuni oleh wanita muda. Martin mengaku tidak terganggu adanya pria ganti-ganti orang keluar masuk kamar wanita tersebut.

"Ya sama-sama pengertian saja. Tidak perlu diomongin macam-macam harusnya sudah paham. Saya tidak ganggu dia, dia pun juga jangan ganggu saya. Itu prinsipnya," kata Martin.

Menurutnya, pengelola kos atau pemilik kos tahu apa yang dilakukan oleh penghuninya. Namun tetap dibiarkan saja karena sama-sama menguntungkan.

"Saya tidak tahu kenapa tidak ditegur. Mungkin sama-sama untung. Pengelola bisa dapat uang tambahan dari situ," bebernya.

Martin akui sudah beberapa kali ajak pacarnya menginap di kos itu. Maka dari itu, ia tak ingin mengganggu kepentingan penghuni kos lainnya.

"Kamar kos di sini mahal tak apa yang penting bebas," terang Martin.

Patroli yustisi

Setelah kejadian penggerebekan indekos yang dipakai mesum di Kota Semarang, Satpol PP kemudian menggencarkan patroli yustisi. Kepala Satpol PP Kota Semarang, Fajar Purwoto mengatakan, patroli yustisi akan melibatkan jajaran lainnya dan masyarakat.

Halaman
123

Berita Terkini