Dalam tantangannya, para pemain harus dengan hati-hati memotong bentuk selembar kertas tipis permen sarang lebah menggunakan jarum.
Jika peserta mendapat bentuk yang sangat rumit dan permennya retak, dia kalah.
Seorang netizen Korsel menulis di Twitter: "Squid Game membuatku ingin makan (permen) Dalgona lagi. Sudah sekitar 20 tahun ... Apakah itu masih ada? Aku rasa tak bisa menemukannya."
Karakter Squid Game seperti kehidupan dunia nyata
Para pakar juga mengaitkan kesuksesan Squid Game dengan karakternya, yang kebanyakan adalah anggota masyarakat terpinggirkan.
Meskipun semuanya terlilit utang besar, mereka datang dari segala lapisan masyarakat.
Pemeran utama, misalnya, adalah pria penganggur dengan masalah perjudian yang berjuang mendapatkan rasa hormat dari keluarganya.
Melalui Squid Game, ia bertemu dengan seorang pembelot muda Korea Utara dengan latar belakang tragis dan buruh Pakistan yang dianiaya oleh majikannya.
Kim Pyeong-gang, profesor konten budaya global di Universitas Sangmyung memaparkan kepada BBC, "Orang-orang, terutama generasi muda, yang secara sering menderita keterasingan dan kebencian dalam kehidupan nyata, tampaknya bersimpati dengan para karakter."
Seperti negara-negara tetangganya di Asia Timur, sifat masyarakat Korea Selatan yang sangat kompetitif membuat banyak orang tertekan.
Meski sudah bekerja keras, tidak mungkin semua orang bisa masuk universitas terbaik atau mendapat pekerjaan yang bagus.
Seperti yang dikatakan oleh salah satu anggota di balik layar Squid Game, "Semua peserta dalam permainan ini sama. Kami memberikan kesempatan terakhir kepada orang-orang yang mengalami perlakuan tidak setara dan diskriminasi di dunia luar untuk memenangi kompetisi yang adil."
Lampu merah dan lampu hijau di Squid Game
Media-media Barat membandingkan Squid Game dengan Parasite, film Korsel pemenang Oscar 2019 yang juga menyoroti kesenjangan kekayaan dan ketidakadilan masyarakat.
Namun, di Asia Timur, penonton merasa Squid Game lebih mirip film Jepang As The Gods Will (2014).
Film itu bercerita tentang siswa sekolah menengah dengan alur cerita yang serupa, dan beberapa orang bahkan menuduh Squid Game melakukan plagiarisme.