TRIBUNJATENG.COM, JAKARTA -- Harga aset kripto jenis bitcoin masih melanjutkan tren penguatan sejak awal Oktober.
Bahkan, pada sesi perdagangan Rabu (20/10) lalu, harga aset kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar itu telah mencapai 66.000 dollar AS atau setara Rp 930 juta (asumsi kurs Rp 14.100 per dollar AS) per keping.
Harga tersebut menjadi yang tertinggi sepanjang sejarah, memecahkan rekor sebelumnya yang dicetak pada April lalu.
Dengan posisi itu, bitcoin telah menguat hampir sekitar 50 persen dibandingkan dengan posisi akhir September lalu, yang berada di bawah 44.000 dollar AS per keping.
Dilansir dari CNN, Kamis (21/10), harga bitcoin terdongkrak oleh peluncuran ProShares Bitcoin Strategy ETF, bursa berjangka berjangka pertama Bitcoin yang mendapat persetujuan dari Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC).
“Dengan adanya momentum penguatan yang didorong oleh ETF bitcoin, kami meyakini bitcoin dapat dengan mudah melampaui level 100.000 dollar AS sampai dengan akhir tahun ini,” ujar Ketua Aanalis AvaTrade, Naeem Aslam.
Sebagai informasi, ETF yang diperdagangkan di Bursa Efek New York dengan ticker BITO itu mengumpulkan volume perdagangan hari pertama lebih dari 1 miliar dollar AS, menempatkannya di antara peluncuran ETF paling sukses sepanjang masa.
CEO Indodax, Oscar Darmawan mengatakan, jika dibandingkan dengan posisi yang sama tahun lalu, harga bitcoin telah melesat sebesar 391 persen.
“Kenaikan harga dari bitcoin ini nyatanya juga diikuti oleh mayoritas aset kripto lainnya, yang menunjukkan tanda bahwa market aset kripto sedang bullish pada saat ini,” katanya, dalam keterangannya, Kamis (21/10).
Menurut dia, telah resmi diluncurkannya bitcoin ETF di bursa Amerika Serikat, New York Stock Exchanges (NYSE), menjadi salah satu sentimen positif pendongkrak harga bitcoin. Peluncuran tersebut akhirnya bisa terealisasi setelah Komisi Sekuritas dan Bursa AS memberikan lampu hijau untuk perdagangan bitcoin ETF Berjangka.
“Bitcoin ETF ini menjadi harapan para investor agar bisa menggenjot volume perdagangan kripto. Hal ini tentu berdampak terhadap melonjaknya permintaan bitcoin. Dengan demand yang terpengaruh oleh pemberitaan, wajar saja harga bisa naik kembali diikuti oleh aset kripto lainnya yang juga bullish,” jelasnya.
Momen investasi
Dengan telah diluncurkannya bitcoin ETF, Oscar menilai, akseptansi masyarakat terhadap bitcoin akan semakin meningkat. Sehingga, ia menilai, momen ini adalah waktu yang tepat untuk berinvestasi di bitcoin dan kripto untuk mulai belajar dan terjun langsung.
“Cukup dengan harga Rp 10.000 saja, siapapun bisa langsung membeli dan trading aset kripto seperti bitcoin di Indodax untuk mendapatkan keuntungan dari situ,” ucapnya.
Adapun, bursa aset digital Upbit, yang sudah berizin dan teregulasi Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti), terus mendorong perdagangan kripto digital di Indonesia. VP Operation Upbit Indonesia, Resna Raniadi menuturkan, perkembangan ekosistem kripto di Indonesia sangat positif.