Berita Regional

Guru Rudapaksa 12 Santriwati di Bandung: Orangtua Korban Menangis Disodori Anaknya Bayi 4 Bulan

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi

Menurut Diah, P2TP2A menawarkan berbagai solusi kepada anak-anak dan orangtuanya terkait posisi anak yang dilahirkan dari perbuatan cabul guru ngajinya.

Bahkan, jika para orangtua tidak mau mengurusnya, P2TP2A siap menerima anak tersebut.

Karena, para orangtua korban, menurut Diah bukan orang-orang yang tergolong mampu.

Mereka, kebanyakan adalah buru harian lepas, pedagang kecil dan petani yang tadinya merasa mendapat keuntungan anaknya bisa pesantren sambil sekolah gratis di pesantren tersebut.

"Alhamdulillah, yang rasanya mereka (awalnya) tidak terima, namanya juga bayi, cucu darah daging mereka, akhirnya mereka rawat, walau saya menawarkan kalau ada yang tidak sanggup, saya siap membantu," katanya.

Kisah orangtua, yang anaknya lahirkan dua anak dari rudapaksa HW

Termasuk orangtua korban yang anaknya memiliki dua anak dari guru ngajinya tersebut, menurut Diah anak pertamanya berusia 2,5 tahun dan beberapa bulan lalu melahirkan anak kedua, orangtua dan anaknya mau merawatnya.

"Saya nengok ke sana (rumahnya), menawarkan (bantuan) kalau enggak sanggup merawat, ternyata mereka tidak ingin dipisahkan anaknya, dua-duanya perempuan," kata Diah.

Korban yang melahirkan paling akhir pada bulan November ini yang usianya masih 14 tahun.

Setelah melahirkan, dirinya pun menawarkan bantuan jika orangtuanya tidak sanggup mengurus.

Namun, orangtuanya mau mengurusnya.

"Setidaknya, mereka sudah menerima takdir ini, nanti saya berencana mau nengok juga ke sana," katanya. (*)

 

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Orangtua Santriwati Korban Perkosaan Guru Pesantren Menangis, Saat Disodori Anaknya Bayi 4 Bulan, Dunia Serasa Kiamat..."

Baca juga: Ridwan Kamil Murka, Ini Awal Geger Guru Ponpes Cabuli 12 Santriwati, 8 Lahirkan Bayi, 2 Tengah Hamil

Berita Terkini