Belum lama kapal berlayar di lautan, gelombang besar dan angin topan yang kencang datang.
Seluruh penghuni kapal menjadi panik.
Nahkoda kapal mengingatkan penumpangnya bahwa berdasarkan tradisi, jika terjadi badai dahsyat menerpa kapal,
itu menandakan ada penumpang yang telah melakukan dosa besar.
Nahkoda tersebut mengadakan pengundian untuk menemukan penumpang yang telah melakukan dosa besar.
Dalam pengundian yang dilakukan selama tiga kali berturut-turut, nama Yunus yang terus keluar.
Nabi Yunus yang memerhatikan sewaktu undian dibuat merasa bahwa keputusan undian itu adalah kehendak Allah.
la juga sadar bahwa ia telah melakukan dosa dengan meninggalkan Ninawa sebelum memperoleh izin Allah.
Dengan hati yang penuh kerelaan, Nabi Yunus menceburkan diri ke laut.
Lalu, Allah mewahyukan kepada seekor ikan paus untuk menelannya bulat-bulat.
Seketika itu, kondisi laut menjadi tenang kembali.
Kapal dapat melanjutkan perjalanannya.
Selama berada di dalam perut ikan paus, Nabi Yunus merasa bersedih hati.
la memohon ampun kepada Allah atas dosa dan tindakan salah yang telah dilakukannya.
Setelah beberapa hari dalam perut ikan paus, Nabi Yunus terlempar dari mulut ikan ke pantai dalam keadaan kurus, lemah, dan sakit.