TRIBUNJATENG.COM, KUDUS - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kudus dinilai berhasil dalam melakukan mitigasi bencana 2021 lalu.
Jumlah bencana yang terjadi pada tahun lalu bisa ditekan menjadi 180 kasus, dibandingkan 2020 mencapai 203 kasus.
Kepala Pelaksana Harian (Kalakhar) Kudus, Budi Waluyo menjelaskan, menjelaskan penurunan bencana alam yang terjadi di Kabupaten Kudus mencapai 11 persen atau 23 kasus.
Baca juga: Pemkot Gandeng BPJamsostek Cabang Tegal Pastikan Jaminan Bagi Pegawai Non ASN
Baca juga: Masjid Agung Karanganyar Akan Diperluas untuk Halaman Parkir, Kampus SLBN Direlokasi
Baca juga: Menteri Risma Hibur Indah Korban Longsor di Semarang saat Menangis Sesenggukan: Sampun Ibu
"Jumlah kasus bencana yang terjadi tahun 2021 mengalami tren penurunan," jelas dia, di kantornya, Selasa (25/1/2021).
Menurutnya, kejadian bencana alam yang mendominasi mengalami penurunan, yakni angin kencang.
Tercatat 2020 lalu, terdapat 101 angin kencang, sedangkan 2021 menjadi 73 kasus.
"Angin kencang mengalami penurunan, dan memang terjadi di bulan Januari dan Februari ini paling banyak," ujar dia.
Kemudian kasus kejadian tanah longsor pada tahun 2021 juga mengalami penurunan menjadi 21 kasus.
Sedangkan dibandingkan pada tahun 2020 lalu, sebanyak 29 kasus.
"Bencana longsor berdasarkan data turun sekitar 27,5 persen," ujar dia.
Kendati demikian, diakuinya, bencana banjir masih yang mendominasi mengalami kenaikan dari 35 kasus pada 2020 menjadi 40 kasus pada 2021.
"Kasus bencana banjir yang tahun 2021 lalu mengalami kenaikan," ujar dia.
Bencana puting beliung, kata dia, berada di wilayah Kecamatan Undaan dan Kaliwungu.
Kemudian bencana banjir, terjadi di wilayah Kecamatan Undaan, Jati, Mejobo, dan Kaliwungu.
Sedangkan bencana longsor, berada di Kecamatan Dawe dan Gebog.