TRIBUNJATENG.COM, SRAGEN – Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati berkomitmen tetap membuka Pembelajaran Tatap Muka (PTM) dengan kapasitas penuh 100 persen, dimasa kasus Omicron ini.
Yuni sapaan akrabnya itu juga mempersiapkan skenario apabila ditemukan kasus positif Covid-19 di sekolah. Yakni akan melakukan tracing satu banding 20 siswa.
Selain itu, pihaknya akan melakukan lokalisasi di satu hingga dua kelas yang bersangkutan. Namun pembelajaran tetap berjalan.
"Kita berkomitmen PTM akan tetap lakukan terbuka 100 persen, karena sampai hari ini belum kita temukan. Jika ditemukan kami akan melakukan tracing 1 banding 20."
"Setelah itu kita lokalisasi di 1 atau 2 kelas yang bersangkutan saja, tapi pembelajaran tetap berjalan. Sambil melihat situasi dan kondisi sampai dengan bulan Maret April," terangnya," Kamis (3/2/2022).
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Sragen, Suwardi membenarkan bahwa selama ini tidak ada klaster Covid-19 di PTM.
Lebih lanjut dia mengatakan, kasus Covid-19 kepada anak sekolah sempat ada yakni satu keluarga asal Kecamatan Gemolong yang sempat positif Covid-19 beberapa hari lalu.
Namun pihaknya langsung melakukan tracing dengan hasil seluruhnya negatif. Pihaknya melakukan tracing swab antigen ke 40 orang dan 43 PCR dengan hasil seluruhnya negatif.
"Alhamdulillah nggak ada (klaster PTM). Kalau di Sragen ada satu di gemolong itu. Kami tracing 40 yang di antigen, kemudian yang 43 PCR itu semua negatif," katanya.
Meskipun sempat positif, Suwardi mengatakan siswa tersebut sudah dinyatakan negatif atau sembuh dari Covid-19. Setelah satu kelas di tracing, Suwardi mengatakan kondisinya sejauh ini aman.
Satu kelas yang sempat di tracing tersebut sementara harus Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) dan menunggu hasil 24 jam. Suwardi mengatakan ketentuan tersebut telah ada di SKB 4 menteri.
Meskipun tetap PTM di tengah Omicron, Suwardi mengatakan proses pembelajaran memang harus diawasi lebih ketat. (*)