TRIBUNMURIA.COM, PATI – Bencana angin puting beliung melanda sejumlah desa di Kecamatan Tayu, Kabupaten Pati, Senin (21/2/2022) siang.
Terdapat tiga desa yang mengalami dampak cukup parah, yakni Tayu Kulon, Tayu Wetan, dan Keboromo.
Sekira pukul 12.30, di wilayah Tayu memang terjadi hujan disertai angin kencang, yang kemudian menimbulkan angin puting beliung.
Hal ini mengakibatkan kerusakan berupa pohon tumbang, genting rumah berantakan, bahkan atap rumah roboh.
Kepala Pelaksana (Kalak) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pati, Martinus Budi Prasetya, mengatakan, pihaknya belum bisa memastikan berapa jumlah rumah yang terdampak bencana ini.
Namun, berdasarkan informasi yang pihaknya terima, sejauh ini tidak dilaporkan adanya korban jiwa maupun luka-luka akibat kejadian ini.
“Peristiwa ini menyebabkan beberapa rumah gentingnya diterbangkan angin, bahkan bangunan rumah semipermanen ada yang roboh. Pohon banyak tumbang juga. Kami langsung kirimkan tenaga relawan lengkap dengan alat gergaji mesin untuk membantu masyarakat membersihkan pohon tumbang,” ujar Budi.
Ia mengatakan, meski belum tahu jumlah pasti rumah yang terdampak, diperkirakan mencapai ratusan unit.
“Nilai kerugian belum bisa kami hitung karena memang banyak jumlahnya. Akan segera kami sampaikan setelah tim assessment kami selesai melaksanakan tugas di sana. Saat ini kami masih fokus membantu masyarakat merapikan puing dan pohon yang tumbang,” jelas dia.
Menurut Budi, pada puncak musim hujan ini, selain waspada banjir, masyarakat juga harus mewaspadai angin puting beliung.
“Menurut BMKG ini dampak fenomena La Nina. Selain banjir bandang, angin puting beliung harus diwaspadai,” ujar dia.
Menurut Budi, ada kearifan local masyarakat dahulu yang bisa diterapkan kembali untuk mengurangi fatalitas bencana angin rebut atau puting beliung, yakni menanam pohon bambu di batas-batas desa.
“Sifat bambu yang rimbun dan lentur membuatnya cukup kuat menahan angin. Tapi saat ini populasi tanaman bambu di batas-batas desa sudah berkurang,” tandas dia. (*)