TRIBUNJATENG.COM, JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali menembus rekor all time high pada perdagangan Senin (21/2/2022).
Sempat bertengger di level 6.927,90, IHSG ditutup pada 6.902,96 atau menguat 10,14 poin (0,15 persen) hingga penutupan perdagangan.
Analis Pilarmas Investindo Sekuritas, Okie Ardiastama memandang bahwa saat ini pelaku pasar dalam negeri optimistis terkait dengan pemulihan ekonomi dalam negeri yang dapat sesuai dengan ekspektasi.
Hal ini cukup terlihat dengan aksi beli investor asing, serta pegerakan IHSG dalam satu pekan terakhir yang bertolak belakang dengan pergerakan pasar saham Asia maupun global.
"Pada esok hari (Selasa-Red/hari ini) pelaku pasar akan mencermati rilis data pertumbuhan kredit, di mana hal tersebut dapat menjadi indikasi awal dari progres pemulihan bagi permintaan industri," katanya, kepada Kontan, Senin (21/2/2022).
Analis Jasa Utama Capital Sekuritas, Cheryl Tanuwijaya menambahkan, sejumlah rilis data makro ekonomi Indonesia yang menunjukkan berlanjutnya tren pemulihan ekonomi membawa sentimen positif.
Sementara, IHSG yang menembus all time high turut ditopang kenaikan saham big banks seperti PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA).
Meski berhasil memecah rekor baru, menurut dia, ada sejumlah hal yang patut dicermati pelaku pasar untuk perdagangan Selasa (22/2/2022).
Analis Phintraco Sekuritas, Valdy Kurniawan memberikan catatan, sebelum berakhir di level yang relatif flat, IHSG sempat menguji resistance 6.930 pada awal perdagangan hari Senin.
Bersamaan dengan pergerakan tersebut, terbentuk pola inverted dragonfly doji sebagai sinyal koreksi. Faktor teknikal dengan indikasi overbought pada stochastic RSI dinilai lebih dominan mempengaruhi pergerakan IHSG pada Selasa.
"Oleh sebab itu, jangan terlalu agresif melakukan akumulasi beli. IHSG diperkirakan koreksi ke pivot 6.850-6.875 di Selasa (22/2)," jelas Valdy.
Analis BCA Sekuritas, Achmad Yaki melihat pasar saham digerakkan oleh aksi ambil untung (profit taking), lantaran secara teknikal IHSG belum mampu menembus garis upper bollinger band, dan beberapa indikator sudah jenuh beli (overbought).
Ia pun memperkirakan IHSG besok bergerak dalam rentang yang tidak begitu berbeda pada area 6.830-6.985.
"Jika melihat global, kondisi geopolitik antara Rusia dan Ukraina juga menjadi fokus pelaku pasar, selain kebijakan suku bunga The Fed dan volatilitas harga komoditas," ujarnya.
Cheryl juga melihat untuk perdagangan Selasa ada potensi profit taking ke arah 6.870-an. Okie pun memandang aksi profit taking menjadi kekhawatiran bagi pelaku pasar dalam jangka waktu pendek.
Ia memproyeksikan IHSG pada Selasa dapat bergerak pada rentang 6.859-6.927. (Kontan/Ridwan Nanda Mulyana/Tribun Jateng Cetak)