TRIBUNJATENG.COM, KUDUS - Seluruh pegawai di Gedung A Sekretariat Daerah Kabupaten Kudus berduyun-duyun keluar dari ruang kerja saat asap putih pekat mengepul di kompleks gedung tersebut, Selasa (1/3/2022).
Masing-masing para pegawai itu keluar gedung dan berkumpul di tanah lapang.
Sesaat setelah itu lima unit mobil pemadam kebakaran berikut para personelnya tiba di depan Gedung A.
Lima mobil pemadam kebakaran tersebut dari unit pemadam kebakaran Satpol PP Kudus, kemudian milik PT Djarum, Nojorono, Pura, dan Sukun.
Masing-masing petugas pemadam tampak sibuk.
Mereka seolah berbagi tugas.
Ada yang langsung memegang ujung selang.
Berdiri di atas mobil pemadam sembari memegang alat penyemprot air.
Secara serentak mereka menembakkan air ke titik datangnya asap di lantai dasar Gedung A.
Saat asap putih masih pekat menutupi gedung, ada sejumlah petugas yang nekat masuk ke dalam gedung.
Petugas pemadam itu dilengkapi dengan sejumlah alat keamanan termasuk tabung oksigen.
Sesaat kemudian, petugas itu menatih keluar seorang pegawai yang masih tertinggal di dalam gedung.
Langsung pegawai itu diangkut menggunakan ambulans karena tampak lemas.
Demikian adalah simulasi yang dilakukan oleh tim pemadam kebakaran. Simulasi ini sekaligus memperingati ulang tahun ke-103 pemadam kebakaran.
"Ini dalam rangka ulang tahun 103 pemadam kebakaran. Dan pemadam lebakaran Satpol PP mengadakan simulasi karena kami sering diundang simulasi ke luar, kali ini kami simulasi di kompleks kantor bupati untuk pelaksanaan kami kerja sama dengan pemadam yang ada di Kudus libatkan swasta," ujar Kasi Damkar Satpol PP Kudus, Sulistiyanto.
Selain melibatkan sejumlah pemadam kebakaran dari swasta, dalam simulasi tersebut juga melibatkan petugas dinas kesehatan setempat.
Kata Sulistiyanto, dalam penanganan kebakaran memang harus melibatkan berbagai pihak.
Misalnya saat ada korban dalam kejadian kebakaran, maka setelah korban berhasil dievakuasi harus mendapat pertolongan oleh tim medis.
"Untuk penanganan korban makanya kami linatkan PMI dan dinas kesehatan. Kemudian untuk pengamanan jalan agar akses pemadam kebakaran cepat kami libatkan dinas perhubungan dan kepolisian," kata dia.
Sulis mengatakan, dalam praktiknya ketika terjadi kebakaran yang paling pertama adalah berusaha memadamkan titik api menggunakan perangkat sederhana yang ada di kompleks gedung.
Untuk itu, kata dia, setiap gedung harus dilengkapi dengan alat pemadam api ringan atau apar. Baru ketika menggunakan apar tidak tertangani maka bisa segera langsung melaporkan kejadian kepada petugas pemadam kebakaran setempat.
"Pertama ditangani penghuni atau karyawan dengan apar. Karena setiap gedung harus ada apar, kalau tidak bisa baru menghubungi damkar," kata dia.
Adapun simulasi yang saat itu digelar untuk meningkatkan kualitas personel pemadam kebakaran. Lebih dari itu, simulasi bertujuan memberikan pemahaman kepada penghuni gedung bagaimana cara menyelamatkan diri saat kebakaran terjadi. (*)