TRIBUNJATENG.COM, BLORA – Pembebasan lahan pembangunan Bendung Gerak Karangnongko di Kecamatan Kradenan, Kabupaten Blora ditargetkan selesai tahun ini.
Bupati Blora, Arief Rohman mengaku, Mensesneg sudah bersurat untuk menuntaskan lahan ini.
"Rencana lahan masyarakat yang terdampak pembangunan akan dimintakan lahan pengganti di lahan KHDTK UGM sekitar 300 hektar," ucapnya kepada tribunmuria.com, Rabu (2/3/2022).
Baca juga: Tim Futsal Wartawan Taklukan Forkopimda 9-3, Walikota Semarang Hendi: Beda Usia Jauh
Baca juga: Operasi Pasar Murah Minyak Goreng di Jepara Diserbu Ibu-ibu, Pakai Kupon Agar Tertib
Baca juga: Harga Emas Antam Hari Ini Rabu 2 Maret 2022 Naik Rp 10.000, Ini Daftar Lengkapnya
“Konspenya nanti dipindah. Bedol desa. Perumahan dipindah dengan segala penunjang sesuai yang ada di dsana,” terangnya.
Proyek nasional yang dikerjakan oleh Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Bengawan Solo, Kementerian PUPR bisa dimulai tahun depan.
"Harapannya, proyek ini nanti bisa berjalan sesuai harapan kita semua," harapnya.
Menurutnya, jika lahan selesai tahun ini, tahun depan pembangunan bisa dilakukan.
Ada Lima Desa di Kecamatan Kradenan yang bakal terdampak genangan pembangunan Bendung Gerak Karangnongko. Mulai dari Desa Ngrawoh, Nginggil, Nglebak, Megeri dan Mendenrejo.
Ratusan warga di lokasi tersebut akan terdampak relokasi proyek nasional ini.
“Kita ajak masyarakat untuk diskusi dan relokasi. Nanti jadi kawasan baru. baik perumahan yang dibangun oleh Dirjen Perumahan dan UGM," jelasnya.
"Konsep perumahan terkonsep. Lengkap seperti kondisi masyarakat yang ada seperti sekarang. Mulai kegiatan sosialnyas seperti apa, penunjang kesehatan, tempat ibadah, perekonomiannya, termasuk air bersih, akses jalan dan lainnya,” tegasnya.
Sebagai informasi, proyek ini telah ditetapkan menjadi proyek strategis nasional tercantum dalam Perpres nomor 79 Tahun 2019.
Rencananya, proyek nasional Bendung Gerak Karangnongko ini akan membendung sungai Bengawan Solo.
Memisahkan Desa Mendenrejo, Kecamatan Kradenan, Blora dengan Desa Ngelo, Kecamatan Margomulyo, Bojonegoro.
Ada sembilan pintu air yang bakal dibangun. Mengaliri lahan seluas 1.747 hektare untuk Blora dan 5.203 hektare untuk Kabupaten Bojonegoro.
Selain itu, Proyek Nasional ini bisa memenuhi kebutuhan air baku PDAM sekitar 2,15 juta meter kubik atau 100 liter per detik.
Baca juga: Chord Andaikan Kau Datang Kembali Ruth Sahanaya
Baca juga: Viral 3 Bocil Sukabumi Curi Emas dan Uang Senilai Rp 8 Juta, Habis untuk Open BO
Baca juga: 7 Potret Mewah Rumah Syifa yang Dibelikan Ayu Ting Ting, Harganya Milliaran
Sebenarnya, desain pekerjaan yang akan dilaksanakan Kementerian PUPR melalui Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Bengawan Solo sudah jadi. Perhitungannya juga sudah selesai. Tinggal proses pembebasan lahan warga.
Bendung Gerak Karangnongko nantinya akan dibangun dengan tipe concrete gravity dengan anggarannya mencapai Rp 2,5 Triliun.
Daerah tangkapan seluas 10,03 KM2. Serta berdaya tampung efektif sebesar 59,1 juta m3. Infrastruktur tersebut diproyeksikan mampu memberikan pasokan Daerah Irigasi (DI) Karangnongko kanan (Kabupaten Bojonegoro) seluas 5.203 Ha dan D.I. Karangnongko kiri (Kabupaten Blora) seluas 1.747 Ha. (kim)
TONTON JUGA DAN SUBSCRIBE :