Oleh: Sumartini SPd, Guru SMPN 1 Adipala Kabupaten Cilacap
PROSES pembelajaran merupakan unsur penting dalam pelaksanaan pendidikan. Berbagai permasalahan dapat ditemukan pada pelaksanaan pendidikan terutama proses pembelajaran. Problematika diantaranya dirasakan peserta didik pada proses pembelajaran. Hal ini terjadi di sebagian besar lembaga pendidikan atau sekolah dan massif di semua daerah. Keresahan itu meliputi kurang menariknya proses pembelajaran, pembelajaran satu arah atau teacher oriented, penggunaan metode dan model yang kurang inovatif, pengelolaan kelas yang tidak maksimal sehingga timbul kegaduhan dan rendahnya kemampuan guru dalam mengaplikasikan berbagai model, serta masih banyak problem lain yang menimbulkan keresahan itu termasuk yang terjadi di SMP N 1 Adipala Cilacap Kabupaten Cilacap. Guru harus dapat memunculkan terobosan dalam proses pembelajaran.
Guru perlu membuat perencanaan sebelum proses pembelajaran dilaksanakan sedetil mungkin sehingga dapat menghasilkan proses pembelajaran yang terbaik. Penggunaan model pembelajaran yang interkatif menjadi salah satu dasar dalam proses pembelajaran yang menarik. Model pembelajaran yang dapat menstimulasi peserta didik untuk dapat bekerjasama dan aktif dalam proses pembelajaran. Salah satu model yang menarik adalah SAVI yang berbasis kepada pembelajaran kooperatif dan melibatkan peserta didik secara kolektif. Model pembelajaran SAVI menekankan bahwa belajar haruslah memanfaatkan semua alat indra yang dimiliki peserta didik. Meier (2002: 91), menyampaikan bahwa model pembelajaran SAVI adalah pembelajaran yang menggabungkan gerakan fisik dengan aktivitas intelektual dan penggunaan semua indera yang dapat berpengaruh besar pada pembelajaran.
Istilah SAVI adalah dari: Somatic yang artinya gerakan tubuh (hands-on, aktivitas fisik) yaitu bahwa gerakan tubuh sangat dibutuhkan pada sesi ini, Auditory yang bermakna bahwa fungsi pendengaran juga menjadi prioritas dengan cara menyimak, berbicara, presentasi, argumentasi, mengemukakan pendapat, dan menanggapi; Visualization yang bermakna belajar haruslah menggunakan indra penglihatan yaitu mata melalui mengamati, menggambar, mendemonstrasikan, membaca, menggunakan media dan alat peraga; Intellectual yang bermakna bahwa belajar haruslah menggunakan kemampuan berpikir (minds-on) dan belajar haruslah dengan konsentrasi pikiran dan berlatih menggunakannya melalui bernalar, menyelidiki, mengidentifikasi, menemukan, mencipta, mengkonstruksi, memecahkan masalah, dan menerapkan.
Penerapan model pembelajaran SAVI telah dilaksanakan di SMP N 1 Adipala Cilacap Kabupaten Cilacap pada pembelajaran Bahasa Indonesia kelas delapan materi tentang Teks eksposisi dalam media massa. Pelaksanaan model pembelajaran SAVI dilakukan melalui beberapa tahap, pertama tahap persiapan (kegiatan pendahuluan), meliputi memberikan sugesi positif, memberikan pernyataan yang memberi manfaat kepada peserta didik, memberikan tujuan yang jelas dan bermakna, membangkitkan rasa ingin tahu, menyingkirkan hambatan-hambatan belajar, banyak bertanya dan mengemukakan berbagai masalah, merangsang rasa ingin tahu peserta didik, mengajak peserta didik terlibat penuh sejak awal. Kedua, tahap penyampaian (kegiatan inti), tahap ini guru hendaknya membantu peserta didik menemukan materi belajar yang baru dengan cara yang menyenangkan, relevan, melibatkan pancaindera, dan cocok untuk semua gaya belajar.
Pada tahap ketiga yaitu tahap pelatihan (kegiatan inti). Pada tahap ini guru membantu peserta didik mengintegrasikan dan menyerap pengetahuan dan keterampilan baru dengan berbagai cara misal, permainan dalam belajar, pelatihan aksi pembelajaran, aktivitas pemecahan masalah, refleksi dan artikulasi individu dan dialog berpasangan atau berkelompok. Tahap ke empat adalah Tahap penampilan hasil (kegiatan penutup) yaitu guru membantu peserta didik menerapkan dan memperluas pengetahuan atau keterampilan baru mereka pada pekerjaan sehingga hasil belajar akan melekat dan penampilan hasil akan terus meningkat.
Penggunaan model SAVI ternyata dapat meningkatkan minat dan motivasi peserta didik dalam melaksanakan proses pembelajaran. dan dapat mempengaruhi hasil belajar peserta didik. Oleh karena itu, model SAVI sangat penulis rekomendasikan untuk dapat dimanfaatkan dalam proses pembelajaran semua mata pelajaran dan mengasikkan. (*)