TRIBUNJATENG.COM, TEGAL - Pembangunan Kawasan City Walk Jalan Ahmad Yani Kota Tegal, hingga saat ini tidak ada kejelasan.
Proyek yang digadang-gadang sebagai Malioboro-nya Kota Tegal itu, sudah molor dua bulan lebih.
Tepatnya molor selama 75 hari.
Baca juga: Peduli Lingkungan, Dewi Aryani Tanam 400 Pohon Trembesi di Adiwerna Kabupaten Tegal
Baca juga: 4 Jalur Maut Paling Rawan Kecelakaan di Kabupaten Tegal, Ada Black Spot di Tengah Hutan Jati
Baca juga: Bupati Tegal Resmikan Pembangunan Universitas Nahdlatul Ulama Gus Dur
Baca juga: Perbaikan Jembatan Kali Gintung Kab.Tegal Ditargetkan Rampung Pertengahan Maret 2022
Berdasarkan kontak kerja, proyek dengan anggaran senilai Rp 9,7 miliar itu semestinya selesai pada Jumat 24 Desember 2021.
Melihat itu, masyarakat kecewa dan ragu dengan proyek yang digadang-gadang sebagai Malioboro-nya Kota Tegal.
Seorang juru parkir, Bian (49) mengatakan, proyek tersebut berlangsung semrawut.
Masyarakat tahu jika proyek sudah molor berbulan-bulan.
Dia ragu proyek akan terealisasi seperti gambar ilustrasi dari Pemkot Tegal.
Karena masih banyak pekerjaan belum selesai.
Kemudian ada pengerukan saluran yang tidak beres hingga menyebabkan genangan air.
"Warga sudah pada tahu (red, proyek molor)."
"Semua kecewa, kurang puas, dan ragu," kata Bian kepada Tribunjateng.com, Rabu (9/3/2022).
Warga lain yang juga pemilik toko, Lukas (74) menyayangkan, karena pekerjaan proyek hingga saat ini belum selesai.
Ia termasuk warga yang mendukung adanya proyek Malioboro-nya Kota Tegal.
Tetapi, proyek yang memakai uang miliaran Rupiah tersebut justru mangkrak dan tidak ada kejelasan.
"Ya sayang banget."
"Warga melihat proyek ini sudah memakan biaya miliaran Rupiah."
"Tapi sampai sekarang mangkrak," ujarnya kepada Tribunjateng.com, Rabu (9/3/2022).
Lukas mengatakan, dalam sebulan terakhir pekerja proyek pun tidak terlihat di sekitar Jalan Ahmad Yani.
Padahal banyak pekerjaan yang belum selesai.
Ia berharap, Pemkot Tegal secara tegas bisa menegur pihak pemborong untuk segera menyelesaikan proyek.
Jika tidak sanggup, menurutnya lebih baik pekerjaan diganti dengan pemborong yang lain.
Sehingga hasilnya benar-benar nyata dan bisa dinikmati masyarakat umum.
"Harapanya cepat diselesaikan."
"Kami juga ingin tahu bagaimana ya nanti jadinya."
"Bagusnya dan cantiknya Malioboro Tegal," ungkapnya.
Lukas menilai, selama pekerjaan berlangsung pihak pemborong pun terkesan bertele-tela.
Tenaga pekerja dalam proyek terhitung sangat sedikit.
Pekerjaan juga dilakukan dengan bertahap dari ujung utara ke selatan, tidak langsung dilakukan bersamaan.
"Kalau pemborong lama sudah tidak ada ya carikan pemborong lain untuk melanjutkan."
"Jadi ada hasil nyatanya," ujarnya.
Sementara, Kepala DPUPR Kota Tegal, Sugiyanto, tidak merespon dan menjawab saat dihubungi Tribunjateng.com.
Baik saat dihubungi melalui pesan Whatsapp maupun saluran telepon. (*)
Baca juga: Vaksinasi Booster Kota Semarang Baru Capai 26 Persen, Ini Beberapa Kendala Menurut Moc Abdul Hakam
Baca juga: Hasil Fair Play Liga 3 Persipa Pati Vs Farmel FC: Ali Koroy Ciptakan Hattrick, M Yusuf Dikartu Merah
Baca juga: Operator Liga 1 Kena Getahnya, Juga Didenda Rp 250 Juta, Imbas Persipura Mangkir Lawan Madura United
Baca juga: 16 Rumah di Breyon Getasan Rusak Karena Puting Beliung, Wahono Lihat Pusaran Angin Selama 20 Detik