Berita Pati

Satpol PP Pati Cukur Rambut Anak Punk, Berikan Baju, dan Pulangkan Mereka ke Orangtuanya

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

TRIBUNJATENG.COM, PATI - Enam orang anak jalanan atau yang dikenal masyarakat dengan sebutan "anak punk" digelandang ke kantor Satpol PP Pati, Rabu (16/3/2022).

Mereka ditemukan di sekitar lampu lalu-lintas Ngebruk, Kecamatan Juwana, saat Satpol PP Pati menggelar razia.

Tiga orang perempuan dan tiga orang laki-laki tersebut dibawa ke markas Satpol PP untuk dibina.

Ketiga anak punk perempuan berasal dari Lamongan, Jawa Timur. Mereka ialah KD (16), IS (18), dan IH (18)

Sementara, anak punk laki-laki ialah Yulianto (21) dan SA (17) asal Rembang serta M Rizky Dwi Jaya (20) asal Surabaya.

Ketika dimintai keterangan, KD dan SA mengaku sebagai sepasang kekasih.

KD berkenalan dengan SA di media sosial Facebook. Kemudian SA menjemput KD ke Lamongan dan mengajaknya ke Juwana, tempat di mana mereka terjaring razia.

KD mengaku baru beberapa bulan mengenal SA.

Ketiga anak punk laki-laki tersebut diminta memotong cepak rambut mereka.

Kemudian mereka berenam dimintai data diri sebelum berlari lima kali putaran di lapangan tenis.

Setelah mandi dan diberi pakaian ganti, mereka lalu dipulangkan ke daerah asal masing-masing.

Kasatpol PP Pati Sugiyono mencukur cepak rambut anak punk jalanan yang terjaring razia di Juwana, Rabu (16/3/2022). (Tribun Jateng/Mazka Hauzan Naufal)

Untuk melakukan pemulangan, Kasatpol PP Pati Sugiyono berkoordinasi dengan Dinas Sosial dan Satpol PP daerah asal mereka masing-masing.

"Kami melakukan razia anak punk ini di tempat-tempat strategis, yakni jalan dari arah Rembang dan arah Kudus. Mereka ini sudah beberapa hari menginap di warung dekat Bangjo (lampu lalu-lintas) Ngebruk," ucap dia.

Sugiyono mengaku prihatin dengan fenomena anak punk ini.

"Mereka ini masih muda, punya masa depan, masih punya harapan, tapi malah terlibat kegiatan seperti itu. Meminta-minta, kadang mengamen dengan memaksa. Cukup meresahkan masyarakat," kata dia.

Sugiyono menjelaskan, anak-anak punk jalanan ini banyak yang berasal dari keluarga kurang harmonis atau broken home.

"Mereka ingin hidup bebas tanpa beban. Sehingga kemudian bergabung dengan anak-anak itu," ujar dia.

Ia menambahkan, pihaknya akan segera memulangkan keenam anak itu ke orang tua mereka masing-masing. (mzk)

Baca juga: Unsoed Purwokerto Luluskan 1.333 Wisudawan pada Wisuda Maret 2022

Baca juga: Loker Lowongan Kerja Karir Terbaru di Semarang Rabu 16 Maret 2022

Baca juga: Kabar Duka, Wibowo Wonanto (Liem Tjhiang Hok) Meninggal Dunia di Semarang

Baca juga: Biang Kerok Minyak Goreng Langka di Kendal, Ada yang Menimbun di Gudang Weleri Ribuan Liter

Berita Terkini