Oleh: Agus Gunadi SPdSD, Guru SDN 02 Simego Kec Petungkriyono Kab Pekalongan
DUNIA pendidikan dan teknologi ibarat mata uang yang mempunyai dua sisi dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Melalui dunia pendidikan teknologi mengalami perkembangan sampai pada tahap yang sangat luar biasa seperti sekarang. Demikian juga sebaliknya dunia pendidikan mengalami perkembangan dan penyesuaian agar bisa mengikuti pesatnya perkembangan teknologi itu sendiri.
Perkembangan teknologi yang cepat dalam dunia pendidikan sudah dapat dinikmati hampir semua daerah di Indonesia. Sayangnya tidak demikian dengan daerah tempat penulis mengajar yang terletak di pegunungan dengan ketinggian + 1800 mdpl. Kondisi geografi serta sarana dan prasarana menjadi kendala utama mengakses teknologi. Tidak ada sinyal telepon yang bisa tersambung di handphone. Kondisi inilah yang membuat pembelajaran di masa pandemi menjadi semakin sulit.
Media adalah sarana yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari pengirim kepada penerima, dengan tujuan meningkatkan pemahaman penerima pesan. Sudjana dan Rivai (2013; 2) mengatakan bahwa media pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar siswa, yaitu:Pertama, Mengajar akan menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar. Kedua. Makna materi pelajaran akan lebih jelas sehingga dapat dipahami oleh siswa. Ketiga, Metode pengajaran akan lebih bervariasi, tidak hanya narasi verbal guru. Keempat, Siswa lebih banyak melakukan aktivitas belajar. Pemakaian media pembelajaran dalam kegiatan belajar dapat membangkitkan keinginan dan minat baru, membangkitkan motivasi bahkan pengaruh psikologi siswa.
Prestasi belajar IPA kelas 6 SD Negeri 02 Simego Petungkriyono semester I tahun pelajaran 2021/2022 menunjukkan penurunan pada masa pandemi ini. Dari keseluruhan jumlah siswa hanya 30 persen yang mencapai KKM 70 persen sisanya di bawah KKM. Hal ini disebabkan pembelajaran jarak jauh (PJJ) yang dilakukan penulis tidak berjalan sebagaimana mestinya.
PJJ yang seyogyanya didukung dengan fasilitas yang memadai terutama handphone menjadi kendala utama. Alih-alih setiap siswa mempunyai handphone sendiri, dari seluruh siswa hanya sebagian kecil yang mempunyai handphone. Dengan kondisi seperti ini tidak mungkin PJJ dapat dilaksanakan dengan baik, hal ini berimbas pada menurunnya prestasi belajar siswa khususnya IPA. Berdasarkan masalah tersebut penulis menggunakan media berupa buku penghubung sebagai pengganti handphone.
Bumbung Sakti merupakan akronim dari Buku Penghubung Solusi Atasi Keterbatasan Teknologi Informasi. Penulis menggunakan buku ini untuk menuliskan materi yang harus dipelajari serta tugas yang harus dikerjakan siswa. Pada hari tertentu siswa datang ke sekolah untuk mengambil buku yang sudah penulis isi dengan materi yang harus dipelajari atau tugas yang harus dikerjakan siswa di rumah. Buku ini juga harus ditanda tangani oleh orang tua sebagai kontrol ketika di rumah.
Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas tetap penulis lakukan dengan protokol kesehatan. Pada kegiatan PTM materi yang telah diberikan melalui buku penghubung dipelajari secara bersama dan tugas yang telah dikerjakan diperiksa dan diberi penilaian. Siswa juga dapat menyampaikan pertanyaan yang telah disiapkan karena siswa sudah mempelajari materi tersebut dengan bantuan orang tua di rumah. Sehingga pada PTM terjadi diskusi dan tanya jawab yang membuat pembelajaran menjadi hidup karena para siswa aktif.
Serangkaian kegiatan ini ternyata mampu meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA. Penggunaan buku penghubung mampu menggantikan peran handphone di masa pandemi ini. Bagi rekan pendidik yang terkendala hal yang sama seperti penulis alami tidak ada salahnya mencoba menggunakan buku penghubung. (*)