Nantinya mereka berhak mendapatkan premi/upah dari sebagian hasil penjualan.
Sebagian hasil penjualan lainnya diperuntukkan pula untuk setoran Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP).
"Rencana setelah lebaran kami akan lakukan pelatihan kembali untuk meningkatkan kualitas produk kami," kata dia.
Febie berharap, keterampilan produksi kue kering yang didapat para warga binaan di Lapas Napi nantinya bisa menjadi modal berharga bagi mereka untuk berwirausaha.
Sementara, Karji, Narapidana Pemuka Kegiatan Kerja di Lapas Pati, mengaku gembira atas adanya kegiatan positif ini.
"Memang program pembinaan kemandirian di Lapas sekitar tiga bulan lalu ada program kegiatan pelatihan tata boga, pembuatan kue kering. Alhamdulillah respon teman-teman warga binaan bagus sekali. Dari proses pelatihan itu ada follow up untuk produksi kue kering, berupa nastar, pastel, dan stik," ujar dia.
Per hari, lanjut Karji, kue hasil produksi para napi rata-rata bisa terjual 50-70 toples.
Artinya, omzet harian mencapai Rp 1,1 juta sampai Rp 1,5 juta.
"Jualnya ke lingkungan keluarga pegawai dan warga binaan, juga para relasi yang ada," ucap dia.
Karji menilai, kegiatan ini menunjukkan bahwa misi pembinaan Lapas telah berhasil.
"Pembinaan kemandirian berhasil, kemanfaatan produk untuk masyarakat juga Alhamdulillah bisa diterima. Teman-teman warga binaan punya kegiatan positif dan hasilnya bermanfaat untuk masyarakat," tandas dia. (mzk)
Baca juga: Hadapi Arus Mudik 2022, PMI Batang Terjunkan Puluhan Relawan Siaga 24 Jam
Baca juga: Hadapi Arus Mudik 2022, PMI Batang Terjunkan Puluhan Relawan Siaga 24 Jam
Baca juga: Pemkab Kudus Siapkan Pos Pengecekan Status Vaksin untuk Pemudik
Baca juga: Ketua DPR Puan Maharani Cek Harga Sembako dan Daging di Pasar Jungke Karanganyar