TRIBUNJATENG.COM, KUDUS – Alat pengolah limbah bahan berbahaya beracun (B3) atau insinerator milik RSUD dr Loekmono Hadi Kudus sudah hampir setahun ini tidak beroperasi.
Alhasil, limbah B3 dari rumah sakit pun diangkut ke Semarang untuk pengolahannya.
Wakil Direktur Umum dan Keuangan RSUD dr Loekmono Hadi Kudus, Sugiarto mengatakan, sudah hampir setahun insinerator milik rumah sakit tidak beroperasi.
Baca juga: SOP Penanganan di RSUD dr Loekmono Hadi Kudus, Jika Ada Pasien Terdeteksi Hepatitis Akut
Baca juga: F.A.I.T.H Untuk Generasi Emas Indonesia Partisipasi Nojorono Kudus dalam UKSW Leaders Forum 2022
Baca juga: Anggota DPRD Jateng Minta BLT Buruh Rokok Kudus Segera Dicairkan
Baca juga: Pemkab Kudus Mulai Perbaiki 110 Sekolah Rusak
Terhitung sejak Kudus dilanda gelombang Covid-19 pada 2021.
Saat itu dari hasil pengolahan limbah B3 mengeluarkan asap hitam.
Warga sekitar rumah sakit pun saat itu sempat protes.
“Alatnya dipakai, mengeluarkan (asap) hitam."
"Akhirnya kami hentikan,” kata Sugiarto kepada Tribunjateng.com, Rabu (18/5/2022).
Perihal solusi yang dilakukan pihak rumah sakit selama alat insinerator rusak, limbah B3 dibawa ke Semarang untuk dihancurkan.
“Kami kerja sama dengan pihak ketiga."
"Dalam sepekan empat kali."
"Untuk per kilogram sampah yang diangkut Rp 9 ribu."
"Oleh pihak ketiga (limbah B3) dibawa ke Semarang untuk dihancurkan,” tandas dia.
Menurutnya, insinerator milik rumah sakit sudah beroperasi sejak 2015.
Setelah rusak, pihaknya sudah berusaha untuk melakukan perbaikan tapi hasilnya nihil.