Bisnis

Kenaikan Harga Tiket Angkutan Udara Picu Inflasi Jateng Mei 2022

Penulis: Idayatul Rohmah
Editor: rival al manaf
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Penumpang tampak melewati penyeberangan masuk angkutan udara.

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Kenaikan harga tiket angkutan menjadi pemicu terbesar inflasi di Tengah pada Mei 2022 yang sebesar 0,58 persen. Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Tengah mencatat, angkutan udara menjadi komoditas yang dominan memberikan andil inflasi.

"Dari inflasi 0,58 persen tersebut, jika kita telaah per kelompok pengeluaran terlihat bahwa inflasi tertinggi di Jateng terutama dipengaruhi kenaikan harga tiket angkutan udara, baik di bandara Ahmad Yani maupun bandara Adi Soemarmo.

Terlihat bahwa harga-harga tiket mengalami kenaikan karena memang permintaan dari masyaralat masih terjadi kenaikan. Apalagi saat ini pandemi Covid-19 relatif sudah selesai, sehingga masyarkat sudah berani untuk bepergian terutama di Jateng," kata Kepala BPS Jateng Adhi Wiriana saat konferensi pers secara virtual, Kamis (2/6/2022).

Baca juga: Pelantikan 65 Pejabat Fungsional Pemkab Batang, Pesan PJ Bupati: Ini Bagian Penyetaraan Jabatan

Baca juga: Jeritan Nelayan di Kota Tegal - Harga Solar Terus Melejit, Subsidi BBM Belum Merata

Baca juga: Menyoal Pengembangan Potensi Ekonomi Wilayah Jawa Tengah Selatan, Abdul Kholik: Ini Aset Besar

Adhi memaparkan, angkutan udara masuk ke dalam kelompok pengeluaran yang menjadi penyumbang tertinggi inflasi Mei 2022. Adapun kelompok transportasi ini memberikan andil sebesar 1,22 persen atau terjadi kenaikan indeks dari 108,39 pada April 2022 menjadi 109,71 pada Mei 2022.

Dari empat subkelompok pada kelompok tersebut, tiga subkelompok mengalami inflasi dan satu subkelompok tidak mengalami perubahan indeks.

Subkelompok yang mengalami inflasi yaitu jasa angkutan penumpang sebesar 7,70 persen; pembelian kendaraan sebesar 0,08 persen; dan pengoperasian peralatan transportasi pribadi sebesar 0,03 persen. 

Kelompok ini memberikan sumbangan inflasi sebesar 0,16 persen, yaitu angkutan udara sebesar 0,12 persen; angkutan antar kota sebesar 0,01 persen; tarif kereta api sebesar 0,01 persen; dan tarif kendaraan roda 4 online sebesar 0,01 persen.

"Dari angkutan udara terjadi kenaikan karena permintaan yang cukup tinggi dari masyarakat," jelasnya.

Di sisi lain, Adhi melanjutkan, setelah angkutan udara, komoditas penyumbang inflasi terbesar Jateng Mei 2022 yakni telur ayam ras sebesar 0,03 persen yang terpengaruh dari kenaikan harga pakan ayam.

Sementara itu, disusul bawang merah 0,05 persen, cabai merah 0,03 persen, dan kue kering berminyak 0,02 persen.

"Bawang merah ini terdampak cuaca dan juga stok kita di Jateng relatif (terbatas) termasuk komoditas yang mudah layu, mengakibatkan menipis dan harganya meningkat. Itu termasuk juga cabai merah.

Sedangkan kue kering berminyak ini andil inflasi tertinggi kelima, karena memang adanya perang Rusia-Ukraina mengakibatkan tepung terigu mengalami kenaikan dan berdampak pada harga kue kering juga meningkat.

Kemudian juga kenaikan harga daging sapi memberikan andil (0,02 persen)," sebutnya.

Baca juga: Saiful Arifin Akuisisi Klub Sepak Bola Asal Magetan, Diubah Nama Jadi Safin Pati FC, Ini Alasannya

Baca juga: Ramalan Zodiak Cinta Hari Ini Jumat 3 Juni 2022, Cancer Jangan Mengemis Cinta

Baca juga: Harga BBM Solar Nelayan Melejit di Kota Tegal

Sedangkan di sisi lain, ia menambahkan, penahan utama inflasi di Jawa Tengah adalah penurunan harga minyak goreng, emas perhiasan, udang basah, beras, dan nangka muda.

"Berhubung bulan Mei ada pelarangan ekspor dari Indonesia ke luar negeri untuk CPO-nya menyebabkan pasokan minyak goreng relatif tersedia dan memberikan andil deflasi.

Semoga kondisi ini cukup terjaga karena kemarin berapa pelaku UMKM untuk penggorengan (kuliner) menjerit.

Sekarang alhamdulillah stok tersedia dam kita bisa menikmati penurunan harga minyak goreng," tukasnya. (idy)

Berita Terkini