Hari-hari setelah mengonfirmasi kasus covid-19 pertamanya, Pyongyang melaporkan ratusan ribu kasus demam. Laporan itu meningkatkan kekhawatiran di antara para pakar kesehatan masyarakat tentang ketidaksiapan negara itu untuk mengatasi covid-19.
Pembatasan dicabut
Adapun, Juru Bicara Kedutaan Besar Rusia di Korut mengatakan kepada TASS bahwa pihak berwenang negara itu telah mengendalikan situasi covid-19 di Pyongyang.
Menurut dia, hampir semua pembatasan virus corona yang diberlakukan setelah 12 Mei 2022 telah dicabut di ibu kota Pyongyang.
“Tanggal 29 Mei, kami diizinkan keluar kota untuk berbelanja di toko kelontong di dekat distrik diplomatik. Kami melihat angkutan umum telah kembali beroperasi, ada pejalan kaki di jalan-jalan dan beberapa toko telah dibuka kembali," tuturnya.
"Pada 30 Mei 2022, pihak berwenang mencabut hampir semua pembatasan yang diberlakukan setelah 12 Mei 2022, ketika sebuah pernyataan telah dibuat tentang varian virus corona Omicron yang mencapai negara itu," imbuhnya.
Kedutaan mengatakan sebelumnya bahwa penguncian total sebenarnya telah diterapkan di Pyongyang di tengah peningkatan infeksi.
"Kami melihat situasi di sekitar pasien virus corona dan perawatan mereka telah terkendali, setidaknya di Pyongyang, dan tidak lagi mengkhawatirkan kepemimpinan negara," jelasnya.
Pembatasan pergerakan yang diberlakukan di Pyongyang dicabut pada Senin (30/5). Namun, pembatasan tetap berlaku di beberapa provinsi di Korut.
Karena keterasingannya dari seluruh dunia, informasi yang keluar dari Korea Utara selama pandemi sangat sedikit.
Sementara, Kantor berita Jepang Kyodo, mengutip sumber yang tidak disebutkan namanya di Beijing, mengatakan, pembatasan di Pyongyang telah dicabut pada Minggu (29/5).
Laporan itu muncul tak lama setelah Pemimpin Korut Kim Jong Un memimpin pertemuan politbiro untuk membahas revisi pembatasan anti-epidemi.
KCNA mengatakan, Kim dan anggota politbiro membuat evaluasi positif tentang situasi pandemi di seluruh negeri, menilai situasi wabah sebagai "membaik".
"Biro Politik memeriksa masalah koordinasi dan penegakan peraturan dan pedoman anti-epidemi yang efektif dan cepat, mengingat situasi anti-epidemi yang stabil saat ini," kata KCNA pada hari Minggu. (Kompas.com/Tribunnews)