Tertangkapnya komplotan ini sebenarnya akibat salah perhitungan atau memandang remeh keamanan toko di daerah.
Saat beraksi di toko milik Haji Yanto, di Desa Sukosewu, Kecamatan Gandusari, Kabupaten Blitar, Rabu (15/6/2022) lalu, mereka mengira bahwa tidak ada kamera CCTV.
Tetapi perhitungan itu salah, karena supermarket yang menjual barang serba ada di kawasan pedesaan itu ternyata ada kamera CCTV.
"Kami masih memeriksanya untuk mendalami kasusnya itu.
Sebelum beraksi di toko korban itu, mereka mengaku sudah melakukan aksi serupa namun tidak ingat lokasinya.
Jadi mereka sudah beraksi dua kali di Blitar," kata Kasatreskrim Polres Blitar, AKP Tika Pusvita Sari.
Mungkin karena sudah berpengalaman, kelima pelaku tidak terlihat panik atau grogi saat diperiksa, mereka lugas menjawab pertanyaan petugas dengan logat Jakarta yang kental.
Bahkan, menurut Tika, mereka mengaku sedang berlibur ke Blitar dengan melewati Kediri dan hendak balik lewat Malang.
Namun ketika melihat ada toko yang mirip supermarket di pelosok, jiwa maling mereka bangkit karena mengita tidak ada CCTV.
"Jadi mereka spontan beraksi dalam perjalanan balik," terang Tika.
Karena itu kelima pelaku beraksi dengan santai begitu memasuki supermarket itu.
Dan seperti biasa, mereka kompak memakai celana kolor atau celana gombrong dengan saku besar agar mudah mengutil barang-barang yang dijual.
Bahkan tiga pelaku perempuan terekam CCTV sedang memasukkan barang-barang ke dalam kolor celananya saat posisi jongkok.
Begitu juga saat kabur, mobil Daihatsu Sigra nopol B yang ditumpangi para pelaku terekam CCTV melaju ke arah Malang.
Ternyata perjalanan mereka tidak mulus, karena sekitar 15 KM dari toko sasarannya itu, mereka mendadak dikejar anak korban bernama Lulus, yang mengendarai sepeda motor