TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Sebanyak 7 calon Wakil Rektor Universitas PGRI Semarang (UPGRIS) memaparkan program dan rencana kerja menuju UPGRIS unggul.
Mereka yang memaparkan program dan rencana kerjanya antara lain Dr. Muniroh Munawar, S.Pi., M.Pd., yang merupakan dosen Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (PGPAUD) Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) UPGRIS.
Dr. Nur Hidayat, M.Hum., dosen Pendidikan Bahasa Inggris (PBI) dari Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni (FPBS).
Dr. Asrofah, M.Pd., dosen Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) FPBS.
Dr. Endah Rita Sulistya Dewi, S.Si., M.Si., dari Pendidikan Biologi Fakultas Pendidikan Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam, dan Teknologi Informasi (FPMIPATI).
Dr. Ir. Efriyani Sumastuti, M.P., dari Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB).
Dr. Nur Khoiri, S.Pd., M.T., M.Pd., dari Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam FPMIPATI.
Dr. Sapto Budoyo, S.H., M.H., dari dari Fakultas Hukum (FH).
Mereka memaparkan program dan rencana kerja di Aula Lantai 7 Kampus Utama UPGRIS Jalan Sidodadi Barat Nomor 24 Kota Semarang pada Rabu (29/6/2022).
Disampaikan oleh Rektor UPGRIS Dr. Sri Suciati, M.Hum., bahwa kegiatan ini merupakan paparan untuk mengurai pemaparan rektor untuk mewujudkan UPGRIS terakreditasi unggul 2026.
Untuk mewujudkan itu sudah ada 6 misi dijabarkan oleh para calon wakil rektor melalui bidang akademik melaju melalui pembelajaran yang lebih berkualitas.
"Kami penelitian yang lebih banyak, berkualitas, dan berdampak bagi masyarakat, dan adanya pogram gelar ganda dan internasionalisasi mulai digencarkan dengan harapan target memperoleh akreditasi unggul 2026 tercapai," urai Dr. Suci.
Untuk bisa mencapai hal tersebut, telah dipaparkan oleh calon wakil rektor bahwa ada liniwaktu karena adanya syarat minimal 8-9 program studi (prodi) telah terakreditasi unggul terlebih dahulu untuk mencapai akreditasi unggul di tingkat institusi.
Untuk itu, dilakukan pemetaan prodi yang harus terkreditasi unggul target per tahun selama 4 tahun sehingga di akhir tahun 2026 atau akhir masa jabatan rektor, akreditasi unggul UPGRIS telah dicapai.
"Upaya yang sudah dicapai antara lain Sumber Daya Manusia (SDM) yang mumpuni, doktor yang sudah mencapai angka 112, dari doktor tersebut mereka diharapkan bisa menjadi profesor," imbuh Dr. Suci.
Akselerasi guru besar menjadi program prioritas dan penyiapan menuju akreditasi unggul setiap program studi itu juga menjadi prioritas.
Pihaknya akan mengembangkan UPGRIS satu data agar cepat bisa mengakses data dalam akreditasi dalam mengisi borang akreditasi sehingga semua tidak ada masalah dalam pengajuan akreditasi karena data sudah tersedia dan termutakhirkan setiap saat.
Semua pihak bisa gunakan pangkalan data mulai tingkat program studi, fakultas, hingga universitas.
"Kami sudah menyiapkan dari sisi Informasi dan Teknologi, sistem, SDM, sarana-prasarana, kurikulum. Semua disiapkan agar akreditasi unggul 2026 dapat tercapai," tambah Dr. Suci.
Target akreditasi unggul nantinya akan menyangkut banyak hal seperti pengakuan dari masyarakat dan pemangku kebijakan karena sudah menjamin mutu dengan kualitas yang terbaik atau unggul.
"Karena kualitas tertinggi terdapat fasilitas lebih besar ketika mengikuti Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang bisa menyelenggarakan Pelatihan Pekerti," contoh Dr. Suci.
Ada pula fasilitas tertentu yang dibuka Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek) yang hanya boleh diikuti perguruan tinggi dengan akreditasi unggul.
Selain itu sejumlah hibah hanya diberikan pada perguruan tinggi erakreditasi unggul.
Dengan akreditasi unggul akan berimbas pada animo mahasiswa yang semakin tinggi dan ajakan kerja sama maupun nota kesepahaman dengan instansi pemerintah maupun swasta akan semakin banyak.
Selain berfokus pada target UPGRIS 4 tahun yang akan datang, UPGRIS juga tengah menyiapkan pembelajaran yang tetap akan menggunakan teknologi.
Dr. Suci berencana tetap menggunakan pembelajaran dalam jaringan (daring), dengan rasio 50:50 maupun 60:40 maupun hibrida atau bauran antara daring dan luar jaringan (luring) dan penggunaan teknologi.
Ia menyadari sistem manajemen pembelajaran daring tetap akan terus berkembang dan UPGRIS menggagas kuliah bersama dengan 40 perguruan tinggi PGRI seluruh Indonesia karena sistem manajemen pembelajaran daring tidak memiliki masalah.
"Pembelajaran daring tidak hanya bisa diikuti mahasiswa intrauniversitas, melainkan juga mahasiswa antaruniversitas," ungkapnya.
Mengembangkan perkuliahan daring lintas perguruan tinggi nantinya bisa diakses semua mahasiswa. (*)