Solusi kelas virtual tersebut, kata Ganjar saat ini masih dimatangkan pelaksanaannya. Sebab menambah jumlah rombongan belajar tidak bisa diambil keputusan jangka pendek.
"Kelas virtual bisa dibuat dengan tambah rombel virtual, karena beberapa yang tidak diterima mengatakan 'wah tidak fair pak tambahi (rombel)', nambahin kan nggak bisa dadakan harus berproses. Sehingga model (kelas virtual) bisa dipakai," ujarnya. (wan/TRIBUN JATENG CETAK)