PMK

Pasar Hewan Kajen Sepi Pembeli Jelang Idul Adha, Orang-orang Masih Takut Wabah PMK

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Suasanan Pasar Hewan Kajen jelang hari Raya Iduladha 2022. Jumlah pembeli turun drastis terpengaruh wabah PMK.

TRIBUNJATENG.COM, KAJEN - Menjelang hari raya Idul Adha, Pasar Hewan yang biasa digelar pada setiap Rabu, di Pasar Hewan Kajen, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah lesuh.

Transaksi jual beli pun, menurun drastis jika dibandingkan dengan tahun lalu.

Eko Priyatno, petugas Pasar Hewan Kajen mengatakan, akibat wabah PMK pasar hewan di Kajen peminatnya menurun drastis.

Bahkan hewan yang tiba di Pasar Hewan langsung disemprot antiseptik oleh Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Pekalongan guna mencegah PMK.

"Untuk pasar hewan Kajen ini walaupun menjelang hari raya, saya amati keramaiannya dibawah standar dan di bawah hari biasa saja. Tidak kayak jauh sebelumnya ramai banget, jadi ini standar seperti hari biasa saja."

"Bahkan, kedatangan hewan standar tidak ada lonjakan, jauh dibawah. Hari ini, sekitar dua ratus hewan yang masuk. Jika hari biasa sebelum PMK, mencapai 250 ekor lebih. Tahun lalu, menjelang hari raya kurban mencapai jauh di atas itu," kata Eko Priyatno, petugas Pasar Hewan Kajen, Rabu (6/7/2022).

Menurut Eko, salah satu penyebab turunnya pasaran hewan Kajen karena adanya wabah penyakit mulut dan kuku.

"Jadi, para pedagang itu kurang tahu kenapa pasarnya tidak ramai banget, kayak pasaran sebelum hari raya tahun lalu kan ramai banget," ujarnya.

Kemudian, guna mengantisipasi penularan penyakit PMK, pihaknya bekerjasama dengan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Pekalongan guna mencegah PMK.

"Jadi, kita bekerjasama dengan dinas peternakan dan pertanian mengantisipasinya begitu hewan datang, sebelum hewan turun dari mobil kita cek, terus turun kita semprot dengan antiseptik, untuk antisipasi wabah PMK di sini," imbuhnya.

Adanya wabah PMK, dikeluhkan para pedagang yang ditahun ini mengalami penurunan penjualan cukup drastis.

Ainun Najib (38) pedagang sapi asli Doro, Kabupaten Pekalongan mengatakan, di tahun ini mengalami penurunan penjualan cukup drastis akibat wabah PMK.

"Dari tahun lalu, bisa menjual sapi mencapai 80 ekor lebih dan tahun ini di hari terakhir pasar hewan jelang lebaran hanya mampu menjual 50 ekor sapi," kata Ainun Najib (38) pedagang sapi asli Doro, Kabupaten Pekalongan.

Selain itu, segi harga dan penjualan juga menurun drastis. Padahal para pedagang sendiri memastikan bahwa sapi-sapi yang dijual, bebas dari PMK dengan kondisi sehat.

Lalu, permintaan juga menurun karena takut kena resikonya lebih besar dibandingkan tahun lalu.

"Harganya menurun, selisih Rp 500 ribu sampai Rp 1 juta an. Sapi lokal yang sebelumnya Rp 17 juta saat ini Rp 16 juta."

"Adanya PMK masyarakat pun daya belinya menurun, tidak seperti tahun-tahun kemarin," imbuhnya.

Sementara itu, Ahmad Mudakir (58) pembeli sapi asal Bodeh, Pemalang di Pasar Hewan Kajen mengungkapkan, masih khawatir membeli hewan sapi terkait adanya wabah PMK

"Ya takut takut gimana adanya PMK. Tidak beli, kok pingin korban. Mau beli takut adanya penyakit hewannya."

"Saya mau cari sapi, kalau harga tadi berkisar Rp 16 juta  sapi lokal. Cuman, masih menunggu petugas untuk memastikan sapi sehat atau tidak," katanya. (Dro)

 

Berita Terkini