Raja Arroyan tersentak dan terbangun dari tidurnya lagi.
“Sungguh mimpi yang aneh. Ini tentu sebuah pertanda, bukan mimpi biasa. Aku harus mencari tahu apa makna mimpi ini!” batinnya.
Pagi-pagi sekali, Raja Arroyan memerintahkan para ahli nujum dan orang sakti kerajaan untuk berkumpul.
Raja Arroyan menyuruh mereka untuk menafsirkan mimpinya itu.
Tapi, tak ada satu pun yang tahu apa makna mimpi tersebut.
“Ampun Raja, kami sama sekali tak mampu menafsirkan mimpi Paduka,” jawab para ahli nujum dan orang sakti kerajaan.
Seorang pelayan istana lalu memberi tahu raja bahwa ada seorang ahli penafsir mimpi.
“Ampun, Paduka. Saya tahu ada seseorang yang ahli menafsirkan mimpi. Namun, orang itu di penjara,” ucap pelayan itu. Ya, yang ia maksud adalah Yusuf.
“Panggil orang itu kemari secepatnya!” perintah raja.
Di hadapan Raja Arroyan dan para pembesar kerajaan Iainnya, Yusuf menafsirkan mimpi aneh raja.
“Mula-mula, akan datang tujuh tahun dengan musim subur berturut-turut di negeri ini.
Tujuh tahun tersebut akan membawa kemakmuran. Segala jenis tanaman akan memberikan hasil yang luar biasa dan berlimpah ruah,” jelas Yusuf.
Raja Arroyan dan Para pejabatnya tertegun mendengar penjelasan Yusuf.
Mereka pun membayangkan negeri Mesir yang menghijau subur.
“Namun,” lanjut Yusuf, “Setelah musim subur itu, akan datang musim kemarau selama tujuh tahun yang menyebabkan kemarau panjang.