Sebelum bekerja, orang tua mengantar siswa ke sekolah. Saat orang tua bekerja, siswa berada di sekolah. Kemudian saat orang tua pulang bekerja, menjemput putra-putrinya sekolah.
"Kalau di sekolah, keamanan dan aktivitas siswa terpantau dan di bawah naungan guru dan sekolah. Misalnya mereka saat jam istirahat kedua akan melaksanakan ibadah Salat Duhur berjemaah, dilanjutkan istirahat, kemudian kembali belajar dan bisa pulang selepas selesai pembelajaran," ungkapnya.
Terpisah, Ratih Laily, orang tua dari Zia dan Emyr, siswa kelas 6 dan 4 Sekolah Dasar (SD) swasta di Banyumanik mengaku ia memilih untuk sekolah 5 hari dibanding sekolah 6 hari.
Dengan sekolah 5 hari yang sama dengan jam kerjanya sebagai dosen, aktivitas akhir pekan lebih teratur apabila merencanakan untuk bepergian.
Di samping itu, ia pun mengaku sekolah 5 hari tak merepotkannya sebagai orang tua.
"Jujur saja, saya repot kalau harus menyiapkan bekal dan keperluan sekolah anak-anak kalau saat saya libur mereka justru masuk sekolah," urainya.
Ratih mengaku, selama kedua anaknya Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) sudah melaksanakan sekolah 5 hari.
Sejauh pengamatannya, kedua anaknya tetap melaksanakan mengaji secara privat maupun les olahraga dan kesenian di luar sekolah. (*)