TRIBUNJATENG.COM, BIMA - Kasus dugaan rudapaksa terjadi di Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Kekerasan seksual diduga dilakukan 9 pemuda terhadap seorang pelajar di Kecamatan Monta.
Kasus tersebut berbuntut panjang.
Baca juga: Pelajar Bima Dirudapaksa 9 Pemuda, Warga Emosi Blokade Jalan Desak Polisi Segera Tangkap Para Pelaku
Kasus tersebut menjadi pemicu bentrokan warga dua desa di Bima, yakni Desa Simpasai dan Desa Sie, Kecamatan Monta.
Warga kedua desa saking serang menggunakan batu, kayu dan senjata tajam pada Kamis (4/8/2022) siang.
Beruntung tidak ada korban jiwa, namun dilaporkan ada beberapa rumah yang rusak.
Kabag Ops Polres Bima, Kompol Herman yang dikonfirmasi wartawan, membenarkan adanya insiden tersebut.
Saat kejadian, Herman mengaku kebetulan dirinya bersama anggota sedang berada di lokasi mencari sembilan terduga pelaku.
Tiba-tiba saat itu sekelompok masyarakat dari Desa Sie datang mencari pelaku di Desa Simpasai.
Proses pencarian masih dilakukan, ditambah lagi tidak menemukan pelaku, pihak keluarga korban lalu merusak fasiltas yang ada di sekitar wilayah setempat.
"Karena dilihat merusak, warga Desa Simpasai berusaha mencegat hingga berujung mereka saling serang antara satu dengan yang lain," kata Herman.
Karena kalah jumlah, warga Desa Simpasai berhasil memukul mundur dan mengusir warga Desa Sie kembali ke kampungnya.
Tidak lama setelah itu, warga Desa Sie kemudian memblokade jalan di wilayah setempat.
Meminta pihak kepolisian segera menangkap sembilan terduga pelaku.
"Setelah pulang dari Desa Simpasai, mereka blokir jalan lagi.
Tapi sekarang sudah kami buka jalannya," tegasnya.
Untuk mencegah terjadi bentrokan susulan, Herman mengaku bersama puluhan Brimob masih siaga di lokasi.
Puluhan personel tersebut dibagi dua titik lokasi pengamanan.
Sebagian di Desa Sie dan sebagian lainnya di Desa Simpasai.
"Sementara ini situasi pada dua desa masih terpantau aman dan kondusif.
Begitupun aktivitas lalu lintas yang sempat tertahan karena jalan diblokade, sudah kembali normal," jelas dia.
Untuk diketahui, kasus rudapaksa seorang pelajar oleh sembilan pemuda ini terjadi di sebuah rumah kosong pada Sabtu malam, 30 Juli lalu.
Awalnya korban diajak jalan-jalan oleh para pelaku saat menonton MTQ di Desa Simpasai, hingga akhirnya dirudapaksa secara bergilir. (*)
Artikel ini telah tayang di TribunLombok.com dengan judul Dua Desa di Monta Bima Terlibat Bentrok, Buntut Dari Dugaan Rudapaksa Oleh 9 Pemuda
Baca juga: Aksi Pria Rudapaksa Mertua Kepergok Anak, Buru-Buru Pakai Celana dan Beri Uang Tutup Mulut